Idul Fitri Momentum Rajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa
khususnya umat Islam, diingatkan untuk menjadikan Idul Fitri sebagai momentum mempererat tali silaturahim dan merajut kembali persatuan.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA–Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah tinggal menunggu hitungan hari. Bagi umat Islam, Idul Fitri menjadi momentum mempererat tali silaturahim dan merajut kembali persatuan.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud berpesan kepada umat Islam untuk melakukan halal bi halal saat Idul Fitri nanti. Menurut dia, halal bi halal dapat mengurangi ketegangan-ketegangan yang terjadi selama pelaksanaan Pemilu serentak 2019.
Baca: Hikmah Ramadan - Makna Rahman Dan Rahim Dalam Surat Al Fatihah
Marsudi menerangkan, manusia sebagai makhluk sosial, pasti pernah melakukan hal-hal yang menimbulkan kebencian dalam diri orang orang lain. “Menjelang Idul Fitri ini, kita hendaknya membuka hati, utamanya dalam memberikan dan meminta maaf kepada orang lain," ujar Marsudi, sabtu (1/6/2019).
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) Ustaz Jeje Zaenudin menyerukan hal yang sama. Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, kembali merajut persatuan dan kesatuan.
“PP Persis mengharapkan agar suasana kesatuan, persatuan itu kembali utuh menjelang Hari Raya Idul Fitri dan seterusnya,” jelas Ustaz Jeje.
Baca: 7 Kegiatan untuk Menjaga Kebugaran Tubuh Saat Bulan Ramadan
Persatuan perlu dirajut lagi mengingat masyarakat Indonesia terpecah menjadi dua kubu selama pelaksanaan Pemilu serentak 2019. Ustaz Jeje meminta kedua kubu untuk melakukan rekonsiliasi nasional.
“Perlu ada rekonsiliasi nasional pasca-Pemilu, walaupun tentu saja proses gugatan peradilan di MK terus berjalan sesuai dengan agenda. Tapi harus disikapi dengan tenang, bijak, dan yakin atas indenpedensi MK,” kata Ustaz Jeje.
Baca: Penjelasan Polisi Soal Aturan Ganjil Genap saat Hari Raya Idul Fitri dan Cuti Bersama
Hal yang tak kalah penting, kata Ustaz Jeje, umat Islam harus memaksimalkan ibadahnya pada 10 hari terakhir Ramadhan agar bisa meraih malam Lailatul Qadar. Untuk meraihnya, menurut dia, masyarakat juga harus selektif dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Baca: Wajib Tahu! Berikut Cara Menghemat Baterai Ponsel Saat Mudik Lebaran
“Masing-masing pribadi harus semakin selektif di dalam menerima informasi dan menyebarkannya, karena ini juga secara spiritual mempengaruhi kualitas ibadah Ramadhan kita,” ungkap Ustaz Jeje.
Ia menambahkan, jika masyarakat tidak hati-hati dalam menerima informasi, maka akan sangat rentan terpengaruh dengan pihak-pihak yang sengaja ingin memprovokasi. “Kita harus bisa menjaga kekhidmatan ibadah puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia KH Cholil Nafis berharap masyarakat pada saat Hari Raya Idul Fitri nanti dapat benar-benar kembali kepada fitrahnya.
"Mereka yang pulang kampung atau mudik datang kepada orang tua untuk sungkem dan meminta maaf, juga bersilaturahimlah dengan sanak saudara," ujarnya.
KH Cholil mengatakan, bersalaman merupakan ajaran nabi. Sebab, jika ada dua muslim bertemu dan bersalaman, maka Allah akan memaafkan dosa mereka sebelum berpisah.