Hubungan Tattoo 'Demi Tuhan ku Mencitai Mama' dengan Pertobatan Man Rambo Sebagai Preman
Man Rambo mengaku telah menjajal 'kerasnya' bertahan hidup di Ibukota Jakarta maupun di Surabaya medio tahun 70 hingga 80-an
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Ayah itu harus jadi panutan buat anak, dan seorang anak harus jadi sosok yang dibanggakan kedua orang tua. Jangan seorang ayah sampai dibenci anaknya, seorang anak bikin nangis orang tua," tuturnya.
Man Rambo membenci ayah yang menyakiti istri dan anaknya bukan tanpa alasan, pengalaman memiliki ayah tiri yang menyakiti ibunya membuat dia mengenal penderitaan.
Kala adiknya sakit, ibunya pernah berusaha menjual sejumlah piring dan gelas ke pasar demi biaya berobat adiknya ke rumah sakit.
Puluhan pedagang di pasar ibunya datangi berharap ada yang berbaik hati membeli, nahas upaya ibu Man Rambo gagal sehingga pulang tanpa hasil.
"Ibu saya nangis pulang ke rumah, enggak punya duit. Habis itu saya menjambret, sebagian uang saya kasih ibu untuk biaya berobat adik. Waktu itu biaya berobat Rp 750 perak. Alhamdulillah adik saya sembuh. Sampai sekarang masih ada di Surabaya," kenang Man Rambo.
Kepada para generasi muda, Man Rambo berpesan agar memanfaatkan umurnya untuk berkarya sehingga dapat membanggakan keluarga.
Khusus laki-laki dia berpesan agar kelak tak menyakiti istri dan anaknya, terlebih sampai memukuli keluarga yang harusnya dia lindungi.
"Seorang laki-laki harusnya enggak mukulin istri dan anaknya. Saya lebih benci laki-laki yang mukulin istri dan anaknya ketimbang pemakai narkoba," sambung dia.
Selain tato 'Demi Tuhan ku mencintaimu Mama', Man Rambo menyebut tato bertuliskan 'Jangan ada dusta' di lengan kirinya merupakan ukiran paling berkesan yang menjamah tubuhnya.
Baca: Namanya Kaslan, Satu di Antara Sedikit Sosok yang Memilih Mencari Nafkah saat Lebaran
Kalimat yang dia buat tak lama usai keluar dari Penjara Kalisosok merupakan pengingat untuk selalu menepati apa yang diucapkan.
"Jangan ada dusta ini artinya saya selalu berkata jujur dan selalu memegang teguh apa yang saya ucapkan. Kalau dibilang bangga dengan tato ini enggak ya, tapi ini paling berkesan," kata dia.
Penulis : Bima Putra
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Man Rambo, Mantan Narapidana yang Bertobat karena Cintanya Kepada Sang Istri