Sindikat Penipu Ngaku Ustaz dan Jelaskan Pakai Ayat untuk Yakinkan Konsumen Beli Rumah Bersyariah
Total ada ribuan orang dengan berbagai latar belakang tertipu dalam kasus perumahan merah subsidi dan syariah.
Editor: Hasanudin Aco
Nisad, petugas keamanan kompleks mengungkapkan, kondisi tersebut berbeda saat kantor pemasaran itu awal-awal buka.
Ia tidak terlalu mengingat tahun tepatnya, namun Nisad mengatakan setelah perusahaan pengembang itu mencari pegawai, mereka langsung menyebar brosur.
"Sekitar tiga tahun lalu kali ya, itu habis dia nyari pegawai kan, langsung dia nyebar brosur."
"Nah ramai tuh yang pada datang," ujar Nisad saat ditemui di lokasi, Selasa (17/12/2019).
Perumahan tersebut begitu diminati bahkan sampai penjual buah dan penjahit ikut mengantre untuk membeli perumahan.
"Itu banyak banget yang datang malah ada yang saya tanya, katanya tukang buah tukang dukuh, rambutan."
"Saya tanya juga ada yang tailor, tailor di Ciputat katanya," ujarnya.
Nisad tidak tahu bagaiman nasib orang-orang yang dahulu berebut rumah murah bersubsidi dan syariah itu.
Ia hanya tahu saat kantor pemasaran itu tutup sejak sekira Juli 2019, masih ada para pembeli yang datang hendak mencari informasi.
Kantor pemasaran berlokasi di sebuah kompleks ruko di bilangan Jalan Boulevard Bintaro Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Gedung empat lantai yang cukup mewah itu terlihat sepi dan tidak ada kegiatan.
Di pelataran kantornya tidak terlihat ada kendaraan satupun.
Saat dilihat dari pintu kacanya yang terkunci, bagian dalam gedung pun tidak ada penghuni ataupun pekerjanya.
Hanya terlihat sofa, kursi plastik, dispenser, dan ada beberapa puntung rokok dan cangkir.