Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satgas Pangan Polri hingga Wagub DKI Komentari Kenaikan Cabai, Gula hingga Tahu Tempe

Kenaikan sejumlah bahan pangan membuat Satgas Pangan Polri dan Wagub DKI bersuara, mereka punya analisa masing-masing soal penyebab kenaikan harga.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Satgas Pangan Polri hingga Wagub DKI Komentari Kenaikan Cabai, Gula hingga Tahu Tempe
TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar
Barang dagangan di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur 

"Per ekor biasa Rp 35 ribu sekarang Rp 38 ribu. Untuk harga daging per kilogramnya juga naik Rp 3 ribu , per kilogram jadi Rp 38 ribu juga," kata Tri di Pasar Kramat Jati, Jumat (4/3/2022).

Menurut dia, kenaikan harga ayam ini lumrah karena kerap terjadi jelang bulan Ramadan dan Idul Fitri.

Namun, dia juga mengakui kenaikan harga daging ayam ini membuat daya beli masyarakat menjadi turun karena terjadi bersamaan naiknya harga minyak goreng, tempe, tahu, daging sapi, dan cabai.




"Dampaknya ada orang yang biasa beli sekilo gram, sekarang jadi setengah kilogram. Apalagi, sekarang apa-apa mahal kan. Tapi, pelanggan sih rata-rata pada maklum," kata dia.

Utami (39), pedagang daging ayam lainnya menyebut kenaikan harga daging ayam sepekan terakhir berkisar Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu.

Dia mencontohkan, harga daging ayam per kilogram di lapaknya yang naik dari Rp 25 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram sehingga banyak dikeluhkan pembeli.

"Biasanya sih tanggal muda, pertengahan (bulan) ke tanggal tua biasanya (harga) turun. Nanti, kalau sudah tanggal muda, naik lagi harganya," tutur Utami.

Lapak pedagang daging ayam di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2022)
Lapak pedagang daging ayam di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2022) (TribunJakarta/Bima Putra)
BERITA TERKAIT

Utami menuturkan kenaikan harga yang diprediksi masih dapat melonjak ini memberatkan pedagang karena membuat mereka mengeluarkan modal lebih banyak.

Sementara bila terlampau menaikkan harga jual untuk mendapat untung dagang dia khawatir pelanggan yang di lapaknya beralih ke pedagang daging ayam lain.

"Pelanggan banyak yang engak mau tahu, biasa (harga) segini ya segini. Jadi pinter-pinter aja jualannya, yang penting masih dapat untung sedikit saja enggak apa sekarang," lanjut dia.

Usai Pedagang Mogok Jualan, Harga Daging di Pasar Kramat Jati Naik jadi Rp 140 Ribu Per Kg

Para pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur yang sempat melakukan aksi mogok dagang kembali berjualan pada Jumat (4/3/2022).

Andri (41), satu pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati yang sempat melakukan mogok dagang mengatakan aksi protes selesai lebih awal dari waktu yang ditargetkan.

Aksi mogok pedagang daging sapi yang sebelumnya ditarget berlangsung lima hari terhitung Senin (28/2/2022) hingga Jumat (4/3/2022) sudah berakhir pada Kamis (3/3/2022).

"Dari kemarin sudah mulai ada yang dagang, dua hari terakhir ini sudah mulai jualan lagi. Untuk demo sudah selesai, kita masih menunggu hasilnya," kata Andri di Pasar Kramat Jati, Jumat (4/3/2022).

Baca juga: Kunjungi Cold Storage di Jakarta Timur, Mentan SYL Pastikan Pasokan Daging Sapi Aman

Para pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati masih menunggu langkah pemerintah menurunkan harga daging sapi lokal dan impor sebelum memasuki bulan Ramadan.

Pasalnya setelah aksi mogok yang dilakukan pedagang di sejumlah wilayah Jabodetabek berlangsung, hingga kini harga daging sapi lokal dan impor terus melonjak.

Sebelum mogok jualan sejak Senin (28/2/2022) lalu, harga daging sapi lokal di Pasar Kramat Jati sebesar Rp 130 ribu per kilogram. Namun, kini harga daging tersebut naik menjadi Rp 140 ribu per kilogram.

Sementara, harga daging sapi impor yang sebelum mogok berlangsung Rp 120 per kilogram sekarang naik ke Rp 130 ribu, kenaikan ini semakin dikeluhkan pedagang dan pembeli.

"Inginnya pedagang harga turun hari ini masih begini aja. Bahkan ada kenaikan, kenaikannya di daging sapi lokal sama impor setelah demo. Harusnya kita jual (daging sapi lokal) Rp 140 ribu," ujarnya.

Lapak pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati yang sepi karena para pedagang melakukan mogok, Jakarta Timur, Senin (28/2/2022).
Lapak pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati yang sepi karena para pedagang melakukan mogok, Jakarta Timur, Senin (28/2/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Andri menuturkan kenaikan harga tersebut karena harga dari tempat pemotongan hewan tempat para pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati membeli sudah menaikkan harga.

Meski terjadi kenaikan harga setelah mogok, menurutnya pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati sekarang masih menggunakan harga sebelum mogok di Rp 130 ribu per kilogram.

"Kita menyesuaikan dengan pembeli. Mau kita naikin juga susah, jadi kita tetap aja standar Rp 130 ribu. Artinya kita bukan mau monopoli (harga), kita melihat kebutuhan di bawah," tuturnya.

Andri mengatakan pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati memilih tidak menaikkan harga karena 80 persen pembeli mereka merupakan pedagang rumah makan.

Seperti pedagang bakso, soto daging, rumah makan padang, dan Warteg yang setiap harinya membutuhkan daging sapi sebagai bahan dasar menyajikan menu makanan.

"Mereka juga enggak menaikkan harga makanan, jadi mau enggak mau kita (pedagang) enggak menaikkan harga. Mungkin kalau pembeli untuk rumah tangga bisa kita naikkan," lanjut Andri. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas