Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beda Respons Anies Baswedan dan Ahmad Riza Patria Soal Spanduk Penolakan Pergantian Nama Jalan

Gubernur dan Wakil Gubernur DKI merespons munculnya spanduk penolakan pergantian 22 nama jalan di DKI Jakarta jadi nama tokoh Betawi.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Beda Respons Anies Baswedan dan Ahmad Riza Patria Soal Spanduk Penolakan Pergantian Nama Jalan
Kolase Tribunnews
Spanduk penolakan pergantian 22 nama jalan terpampang di dua lokasi. Pertama di Jakarta Timur, warga tak setuju Jalan Budaya diganti jadi Jalan Entong Gendut. Kedua di Jakarta Pusat, warga Jalan Tanah Tinggi I dan IV gang 5 menolak keras pergantian nama jalan. 

Kasudin Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Timur, Naufan mengatakan pihaknya masih mendapati warga yang belum setuju dengan pergantian nama jalan.

"Karena belum tentu warga bisa beradaptasi dengan cepat mereka ketakutan mengenai pergantian nama ini," kata Naufan di Jakarta Timur, Rabu (29/6/2022).

Hingga kini pihaknya masih berupaya mensosialisasikan penggantian nama jalan dan melakukan layanan jemput bola mengganti data kependudukan.

Penggantian nama jalan dilakukan dengan sistem jemput bola ke permukiman warga, hingga door to door rumah warga yang data kependudukannya terdampak.

"Yang pasti warga tidak perlu cemas karena TNI-Polri akan melakukan hal yang sama terhadap perubahan ini tidak akan dipungut biaya. Semuanya gratis," ujarnya.

Baca juga: Anies Baswedan Ganti 22 Nama Jalan, Ketua DPRD DKI Sebut Tidak Sah, Mengapa ? 

E. Samsudin, satu warga Kelurahan Bambu Apus terdampak penggantian nama Jalan Bambu Apus Raya menjadi Mpok Nori termasuk warga yang keberatan.

Meski hari ini mengikuti penggantian KTP, kartu keluarga (KK) pada layanan sistem jemput bola Sudin Dukcapil Jakarta Timur tapi dia tetap mengaku keberatan.

Berita Rekomendasi

"Saya keberatan, masalah ini nama jalan (Bambu Apus Raya) dari awal (sudah lama digunakan). Sekarang semua surat-surat berubah semua," tutur Samsudin.

3.000 Warga Jakarta Timur Terdampak Penggantian Nama Jalan, Paling Banyak Se-DKI Jakarta

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Timur mencatat ribuan warga yang data kependudukannya terdampak penggantian nama jalan.

Kasudin Dukcapil Jakarta Timur Naufan mengatakan jumlah tersebut terdiri dari warga yang terdampak penggantian lima nama jalan menggunakan nama tokoh Betawi.

Yakni Jalan Bekasi Timur Raya menjadi Haji Darip, Jalan Budaya menjadi Entong Gendut, Jalan Raya Bambu Apus menjadi Mpok Nori, Jalan Raya Pondok Gede menjadi H. Bokir bin Dji'un.

Serta Jalan BKT sisi Barat menjadi Rama Ratu Jaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta berdasar Pergub 565 Tahun 2022 tentang Penetapan Nama Jalan, Gedung dan Zona dengan Nama Tokoh Betawi.

"Kisarannya sekitar hampir 3.000 (jiwa) di Jakarta Timur. Sampai saat ini paling (jiwa yang terdampak penggantian nama jalan) paling banyak di Jakarta Timur," kata Naufan di Cipayung, Rabu (29/6/2022).

Baca juga: Jalan Bambu Apus Jadi Jalan Mpok Nori, Warga Mulai Urus Penggantian KTP, KK dan KIA 

Menurutnya meski jumlah jalan di Jakarta Timur yang diganti hanya lima tapi jumlah jiwa terdampak tetap paling banyak dibanding penggantian nama jalan di wilayah DKI Jakarta lain.

Alasannya Jakarta Timur merupakan wilayah paling padat penduduk di Provinsi DKI Jakarta, dan panjang jalan yang namanya dirubah lebih panjang dibanding jalan-jalan di wilayah lain.

"Di Jakarta Timur ini kan daerah hunian. Kalau di wilayah lain mungkin yang terkena wilayah (Kota DKI Jakarta lain) perkantoran. Makannya jumlah warga paling banyak," ujarnya.

Naufan menuturkan mulai Rabu (29/6/2022) ini pihaknya mulai melakukan sistem jemput bola bagi warga yang data kependudukannya KTP, KK, KIA terdampak penggantian nama jalan.

Rincian Nama Jalan yang Diubah:

Di Jakarta Pusat

1. Tino Sidin adalah seorang tokoh seni lukis dan pendidikan melukis/menggambar anak yang terkenal karena mengisi pogram TV di TVRI, juga dikenal pada era revolusi kemerdekaan berperan dalam militer. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Cikini VII.

2. Mahbub Djunaidi adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai ketua umum pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), juga dikenal sebagai wartawan, sastrawan, kolumnis, agamawan dan politikus. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Srikaya, sekitar Kebon Sirih.

3. Raden Ismail adalah kemenakan dari pahlawan nasional MH Thamrin yang aktif di dunia seni peran yang pernah berkeliling hingga ke Singapura, Malaya dan Thailand bersama grup opera dan dikenal sebagai aktor Betawi era 1950-an. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Buntu.

4. A Hamid Arief adalah seorang aktor Indonesia yang aktif pada era tahun 1950-1980-an. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Tanah Tinggi 1 Gang 5.

5. H Imam Sapi’ie adalah Pahlawan Kemerdekaan yang berjuang melawan penjajah, pernah diangkat menjadi Menteri Urusan Keamanan Rakyat pada zaman revolusi. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Senen Raya.

6. Abdullah Ali adalah seorang putra Betawi yang dijuluki maestro dan legenda perbankan Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan SMP 76.

7. M Mashabi adalah seorang pemusik yang turut serta memperkenalkan gaya musik melayu modern. Namanya ditetapkan sebagai nama jalan di Jalan Kebon Kacang Raya sisi Utara.

8. HM Saleh Ishak merupakan putra asli Jakarta dan Pahlawan Kemerdekaan pada tahun 1945-1950an. Namanya ditetapkan sebagai nama jalan Kebon Kacang Raya sisi Selatan.

Di Jakarta Utara

1. Mualim Teko merupakan ulama Betawi yang wafat di Kapuk Teko. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di depan Taman Wisata Alam Muara Angke.

Plang nama Jalan Mualim Teko di Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/6/2022). Ternyata warga masih banyak yang belum tahu sosok Mualim Teko yang jadi nama jalan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/6/2022). Mualim Teko ialah seorang ulama besar dari Betawi sekitar abad ke-10 yang akhirnya dipilih Anies Baswedan jadi nama jalan di PIK yang berada di pesisir Jakarta.
Plang nama Jalan Mualim Teko di Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/6/2022). Ternyata warga masih banyak yang belum tahu sosok Mualim Teko yang jadi nama jalan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/6/2022). Mualim Teko ialah seorang ulama besar dari Betawi sekitar abad ke-10 yang akhirnya dipilih Anies Baswedan jadi nama jalan di PIK yang berada di pesisir Jakarta. (Tribunjakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Di Jakarta Barat

1. Guru Ma’mun adalah seorang intelektual sekaligus ulama Betawi di Rawa Buaya Cengkareng, Jakarta Barat. Namanya dijadikan nama jalan di Jalan Rawa Buaya.

2. Syekh Junaid Al Batawi adalah ulama Betawi yang menyebarkan agama Islam di Betawi pada abad ke-18. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Lingkar Luar Barat (dari Pasar Cengkareng ke arah Kamal).

Di Jakarta Selatan

1. H Rohim Sa'ih yang pernah menyediakan lahan untuk disewakan guna pembuatan Perkampungan Budaya Betawi yang sekarang kita kenal dengan Zona Embrio. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Bantaran Setu Babakan barat.

2. KH Ahmad Suhaimi adalah seorang tokoh masyarakat yang dikenal sebagai penggagas berdirinya Masjid Baitul Ma’mur (kini menjadi Masjid Raya Baitul Ma’mur), juga beberapa masjid di sekitar Kelurahan Srengseng. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Bantaran Setu Babakan Timur.

3. KH Guru Amin adalah seorang ulama yang turut berjuang melawan penjajahan pada masa revolusi. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Raya Pasar Minggu sisi utara.

4. Hj Tutty Alawiyah adalah seorang mantan Menteri pemberdayaan perempuan, akademisi/dosen, dan ulama Wanita. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Warung Buncit Raya.

Di Jakarta Timur

1. Mpok Nori adalah seorang komedian Betawi. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Jalan Bambu Apus Raya.

2. H Bokir bin Dji’un adalah seorang seniman topeng Betawi yang namanya diusulkan untuk sebagian ruas Jalan Raya Pondok Gede, yakni dari Hek sampai Prapatan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Pelang Jalan H Bokir bin Dji'un yang menggantikan nama Jalan Raya Pondok Gede, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/6/2022) dan Pelang Jalan Mpok Nori yang menggantikan nama Jalan Raya Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (17/6/2022). kebijakan Anies Baswedan mengganti nama jalan itu menuai pro dan kontra terlebih bakal ada perubahan data di KTP dan KK warga.
Pelang Jalan H Bokir bin Dji'un yang menggantikan nama Jalan Raya Pondok Gede, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/6/2022) dan Pelang Jalan Mpok Nori yang menggantikan nama Jalan Raya Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (17/6/2022). kebijakan Anies Baswedan mengganti nama jalan itu menuai pro dan kontra terlebih bakal ada perubahan data di KTP dan KK warga. (TribunJakarta/Bima Putra)

3. Haji Darip adalah seorang yang piawai dalam ilmu bela diri, pendakwah dan pejuang pada masa revolusi yang dijuluki Panglima Perang Klender. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Jalan Bekasi Timur Raya.

4. Entong Gendut adalah seorang pejuang terhadap perlawanan rakyat dari daerah Tanjung Oost (saat ini kampung Gedong, Condet). Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Jalan Budaya.

5. Rama Ratu Jaya adalah seorang guru bela diri yang berjuang melawan penjajahan Belanda pada tahun 1869. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Jalan BKT sisi barat.

Di Kepulauan Seribu

1. Habib Ali bin Ahmad adalah seorang yang dikenal sebagai ulama dan mubaligh yang pertama kali menyebarkan Islam di Pulau Panggang dan sekitarnya. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Pulau Panggang.

2. Kyai Mursalin adalah seorang yang dikenal sebagai ulama yang piawai dalam ilmu bela diri. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Pulau Panggang. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas