Masyarakat Harus Kritis Kawal Revolusi Mental
Masyarakat harus selalu kritis. Harus berani jadi orang yang selalu kristis terhadap kebijakan Jokowi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sangat diperlukan adanya peran serta masyarakat mengawal konsep "revolusi mental" yang dicanangkan presiden terpilih Joko Widodo. Masyarakat harus kritis terhadap langkah dan kebijakan yang diterapkan Jokowi dalam pemerintahannya kelak.
"Masyarakat harus selalu kritis. Harus berani jadi orang yang selalu kristis terhadap kebijakan Jokowi sehingga dia punya ring partner," ujar Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo, di Jakarta, Jumat malam.
Benny mengatakan, sikap kritis tersebut bukan untuk menjatuhkan Jokowi, melainkan sebagai kontrol agar diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan. Cara tersebut dapat dilakukan mulai dengan menyuarakan hal-hal kecil yang dianggap tidak sesuai dengan peraturan negara.
"Masyarakat yang kritis dan berani bersuara, yang selalu mengingatkan, merupakan bagian dari revolusi mental," katanya.
Dalam mewujudkan "revolusi mental", kata Benny, Jokowi kemungkinan akan menemukan berbagai kendala. Benny mengatakan, elite partai di sekelilingnya sedikit banyak akan mencoba menghambat terwujudnya konsep tersebut, tetapi dapat diatasi Jokowi dengan baik.
"Dia akan hadapi tantangan kompromis dari partai di sekitarnya dan orang-orang yang merasa berjasa. Namun, Jokowi punya prinsip, dia bisa atasi itu," ujarnya.
Benny menambahkan, yang paling penting dalam proses realisasi "revolusi mental" adalah kemampuan Jokowi untuk mengajak masyarakat membuat perubahan tersebut. Jika masyarakat enggan diajak melakukan revolusi bersama, kata Benny, maka upaya Jokowi tersebut akan sia-sia.
"Kalau kita lihat, dengan gayanya yang punya prinsip dan berani menerobos, maka Jokowi berani membentuk sejarah baru. Kalau Soekarno jadi Bapak Revolusi, mungkin Jokowi adalah pemberi harapan bangsa," katanya.