Setya Novanto: DPR Pastikan Kritisi Rencana Penjualan Gedung BUMN
Politikus Golkar ini menyebutkan, pihaknya akan mempelajari manfaat dan ruginya soal penjualan aset negara itu.
Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Setya Novanto menyatakan pihaknya belum menerima laporan wacana rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Mariani Soemarno menjual gedung BUMN di Jalan Merdeka Selatan.
Politikus Golkar ini menyebutkan, pihaknya akan mempelajari manfaat dan ruginya soal penjualan aset negara itu.
"Perlu di lihat dulu ya. Kita belum menerima usulan itu, tapi setelah kita lihat usulannya nanti kami lihat manfaat dan ruginya," kata Setya di seusai menjadi pembicara di Kongres XII Ikatan Akuntansi Indonesia di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Selain itu, dia menegaskan DPR akan tetap kritis terhadap kebijakan kementerian yang dianggap tak sesuai koridor. "Pastinya Komisi VI yang ada di DPR akan mengkritisi langkah itu," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri BUMN Rini Soemarno ingin menjual gedung Kementerian BUMN kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Tak cuma itu, Rini juga ingin menjual ke pihak Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia jika berminat.
Dengan 24 lantai dan 240 karyawan, Rini menilai biaya operasi kantor Kementerian BUMN terlalu boros. Rini ingin berkantor di lahan milik salah satu perusahaan BUMN. Tujuannya, Rini ingin melakukan efisiensi anggaran negara.