Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Contoh-contoh Aksi Cepat Jokowi pada 100 Hari Pertama Tapi Tenggelam Oleh Persoalan Hukum

Gerak Cepat Jokowi sepanjang 100 hari usia pemerintahannya dinilai belum cukup mampu menjawab tuntutan publik.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Contoh-contoh Aksi Cepat Jokowi pada 100 Hari Pertama Tapi Tenggelam Oleh Persoalan Hukum
Tribunnews/HO/Setpres/Cahyo Bruri Sasmito
Presiden Joko Widodo (tengah, kiri) mengantar Presiden ke-3 RI, BJ Habibie usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (29/1/2015). Habibie bertemu dengan Jokowi untuk bersilaturahmi dan berdiskusi tentang sejumlah permasalahan bangsa. (Tribunnews/HO/Setpres/Cahyo Bruri Sasmito) 

Gerak cepat dan berbagai kebijakan kabinet dalam 100 hari terakhir belum mampu menciptakan pola kinerja baru yang dianggap spektakuler oleh bagian terbesar publik. Jarak antara ekspektasi dan apresiasi publik terhadap pemerintahan dalam banyak hal masih relatif sama seperti yang berlangsung pada era pemerintahan sebelumnya.

Pencermatan terhadap seluruh survei opini publik yang dilakukan Kompas terhadap kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, ataupun dua periode kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono juga menunjukkan tingginya ekspektasi publik terhadap setiap sosok presiden itu.

Sepanjang 100 hari pertama jalannya pemerintahan, keyakinan publik terhadap kemampuan setiap sosok presiden dalam mengatasi persoalan bangsa sangat tinggi, di atas 70 persen. Namun, tingginya ekspektasi publik itu tidak diikuti tingginya kepuasan mereka terhadap kinerja pemerintah. Jarak yang terentang antara ekspektasi dan apresiasi publik pun lebar, di atas 20 persen. Dengan kondisi ini, tidak tampak perbedaan signifikan antara yang terjadi pada pemerintahan saat ini dan pemerintahan sebelumnya sepanjang 100 hari pertama jalannya pemerintahan.

Kondisi dan pola dukungan yang berbeda bisa jadi akan berlangsung setelah melampaui masa tiga bulan pemerintahan. Apakah dukungan atau popularitas Presiden Jokowi akan meningkat, stagnan, atau justru menurun bergantung pada kemampuan Presiden bersama segenap kabinet dalam meraih simpati publik. Sejauh ini, belum ada presiden yang dalam masa pemerintahannya mampu meningkatkan dukungan publik secara konsisten. Berdasarkan apa yang berlangsung pada periode kepemimpinan presiden sebelumnya, tekanan terhadap dukungan berlangsung sangat dinamis dan membentuk beberapa arah gerak popularitas yang berbeda-beda.

Sosok kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, misalnya, juga mendapatkan apresiasi tinggi pada awal masa 100 hari kepemimpinan mereka. Namun, berlalunya waktu, kepuasan publik terus-menerus merosot. Keyakinan publik terhadap kemampuan pemerintah pun meluruh. Pada pengujung kekuasaan Presiden Abdurrahman Wahid, hasil survei menunjukkan lebih banyak publik yang menyatakan kekecewaan dibandingkan dengan sebaliknya.

Terhadap kepemimpinan Presiden Megawati, pada masa-masa akhir usia pemerintahannya cenderung menunjukkan ada peningkatan popularitas. Namun, akhirnya, juga lebih banyak anggota masyarakat yang menyatakan ketidakpuasan ketimbang sebaliknya. Kondisi itu pula yang membuatnya gagal meneruskan takhta pemerintahan, tergantikan oleh sosok Presiden Yudhoyono.

Apa yang berlangsung pada pola dukungan terhadap Presiden Yudhoyono berbeda dengan kedua pendahulunya. Presiden Yudhoyono, seperti juga yang terjadi pada rekaman dukungan publik Amerika Serikat terhadap Presiden Ronald Reagan (1981-1989) dan Bill Clinton (1993-2001) ataupun Presiden Filipina Fidel Ramos (1992-1998), tergolong berhasil menjaga arah dukungan publik.

Berita Rekomendasi

Selepas 100 hari usia pemerintahannya, kecenderungan merosotnya popularitas juga berlangsung. Jarak antara ekspektasi dan apresiasi pun melebar. Namun, seperti Reagan, Clinton, dan Ramos, ia mampu membalikkan situasi dari keterpurukan dukungan. Tidak menjadi jauh lebih baik memang, tetapi setidaknya saat mengakhiri dua periode pemerintahannya, Yudhoyono dinilai publik mampu mempertahankan citra positif yang terbentuk sebagaimana ia memulai pemerintahan. (Litbang Kompas/ Bestian Nainggolan)

Tags:
Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas