Jokowi dengan Suara Meninggi: Tulis! 18 Ribu Anak Muda Indonesia Meninggal karena Narkoba
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat sangat emosional menanggapi banyaknya kritikan mengenai rencana eksekusi mati
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat sangat emosional menanggapi banyaknya kritikan mengenai rencana eksekusi mati gelombang kedua bagi para penggedar dan gembong Narkoba.
Saat itu, seusai menghadiri Silaturahmi Pers Nasional, Senin (27/4/2015) malam, bermula saat Jokowi menanggapi berbagai tekanan asing lainnya terhadap pelaksanaan hukuman mati terpidana bandar narkoba. Termasuk intervensi PBB dan negara negara maju seperti Prancis dan Australia.
Awalnya, Jokowi menanggapi santai terkait pertemuan dan telepon dengan Presiden Filipina Benigno Aquino III soal eksekusi mati Mary Jane.
Saat itu, Benigno meminta pengampunan kepada Jokowi untuk Warga Negaranya. Jokowi menugaskan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi untuk menjelaskan Pemerintah mengenai dasar sikap tegas pemerintah terhadap penggedar Narkoba.
Namun, tekanan suara Jokowi mulai terdengar makin meninggi dan raut mukanya berubah. Matanya pun tampak memerah.
Jokowi meminta kepada media di Indonesia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi akibat Narkoba.
"Pers harus menjelaskan, setiap hari ada 50 generasi muda kita mati karena narkoba," tegas Jokowi dengan airmuka yang tegas dan tangannya pun menunjukkan sikapnya terhadap tekanan mengenai eksekusi mati para gembong narkoba.
"Kalau dihitung setahun, ada 18 ribu anak muda yang meninggal dunia akibat narkoba. Itu yang harus di jelaskan," suara Jokowi makin meninggi.
Menurut Jokowi, jangan yang dijelaskan hanya mengenai yang akan dieksekusi mati. Tetapi, jauh lebih ditekankan mengenai akibat luar biasa yang diakibatkan bahaya Narkoba yang membuat 18 ribu anak muda Indonesia meninggal dunia karenanya.
"Jelasin dong nama-nama 18 ribu orang itu siapa-siapa saja! Tulis! Setiap tahun 18 ribu orang, siapa? Siapa? Baru merasakan !" Intonasi suara Jokowi mencapai puncaknya disertai tekanan pada gerakan tangannya dan tatapannya yang keras.
"Kedua, Pergi ke tempat rehabilitasi, yang berguling-guling meregang! yang berteriak-teriak, sana cari informasi mengenai itu. Keluarkan! Jangan dibandingkan satu dengan 18 ribu itu," kata Jokowi.