Fuad Bawazier: Krisis di Malaysia Berbeda dengan Indonesia
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazier angkat bicara soal krisis politik yang terjadi di Malaysia.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazier angkat bicara soal krisis politik yang terjadi di Malaysia.
Seperti diketahui ribuan warga Malaysia mengelar protes untuk di Kuala Lumpur Malaysia, mendesak Perdana Menteri Najib Razak untuk mundur menyusul skandal keuangan.
Menurut mantan Menteri Keuangan era Presiden Soeharto ini, krisis di Malaysia tidak berdampak langsung dengan Indonesia. Namun dirinya menyarankan untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Jadi selain masalah ekonominya yang katanya sama-sama kena imbas global, ada masalah keinginan masyarakat, rakyat Malaysia untuk melengserkan PM Najib," kata Fuad kepada wartawan di Jakarta, Minggu (30/8/2015).
Menurutnya, ribuan warga yang turun ke jalan di Kuala Lumpur mirip saat Indonesia yang terkena dampak global pada tahun 1998.
"Dulukan ada sebagian besar masyarakat Indonesia yang mau melengserkan Pak Soeharto. Jadi ini artinya berimpit, masalah agenda krisis politik, dengan krisis ekonomi," katanya.
Lebih lanjut dirinya melihat adanya kesamaan soal kondisi krisis di Indonesia dengan Malaysia saat ini.
"Kalau di Indonesia itu kan sekarang masalahnya masih kepada ekonomi saja, belum masalah politiknya. Lebih fokus kepada masalah perekonomian," kata Fuad.
Diketahui, hari Sabtu (29/8) kemarin, massa yang tidak terdeteksi oleh pasukan polisi yang menyebut protes itu sebagai tindakan ilegal.
Mereka melakukan protes dan marah, menuduh PM Najib menerima 700 juta dolar AS dari 1MDB, lembaga yang dia bentuk pada 2009, yang bertujuan untuk membuat Kuala Lumpur sebagai pusat keuangan.
Dia membantah melakukan kesalahan, dan menyebutkan para pemrotes menodai citra Malaysia.
"Mereka yang menggunakan pakaian kuning. Mereka ingin mencemarkan nama baik kita, mencoreng arang ke wajah Malaysia ke dunia luar," kata Najib seperti dikutip kantor berita Bernama.
Para pemrotes memilih untuk menginap di jalan di Kuala Lumpur
Polisi memperkirakan sekitar 25.000 orang ikut dalam demonstrasi pada Sabtu lalu, sementara bersih-kelompok pro demokrasi yang berada dibalik demonstrasi mengatakan, sekitar 200.000 orang terlibat dalam aksi tersebut.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengejutkan banyak pihak dengan muncul pada Sabtu lalu, dan mengatakan kepada para pemrotes untuk "melanjutkan" aksi mereka.
Dia mendukung tuntutan terhadap PM Najib untuk mundur dari jabatannya. Jumlah kerumunan massa berkurang pada malam hari, tetapi banyak yang memilih untuk menginap di jalanan dan bersiap untuk terlibat aksi protes hari kedua.
Demonstrasi pada hari kedua ini, dijadwalkan akan berlangsung sampai Minggu tengah malam.