Pekan Depan Polisi Periksa Dirut Pelindo II RJ Lino
Pekan depan polisi memeriksa Direktur Utama PT Pelindo II, RJ Lino, terkait kasus pengadaan mobile crane yang diduga proses tendernya tak prosedural.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekan depan polisi akan memeriksa Direktur Utama PT Pelindo II, RJ Lino, terkait kasus pengadaan mobile crane yang diduga proses tendernya menyalahi prosedur dan ada unsur korupsinya.
"Dipanggil secepatnya, Minggu depanlah. Ada beberapa hal yang akan kami tanyakan terkait pengadaan mobile crane 2013 yang sampai sekarang masih mangkrak," ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Victor E Simanjuntak di Jakarta, Minggu (30/8/2015).
Ia memastikan penyidik sudah menyiapkan surat panggilan dan berharap RJ Lino kooperatif memenuhi panggilan tersebut. Polisi akan mengklarifikasi 26 bundel dokumen yang disita Bareskrim dari ruangannya, Jumat (28/8/2015).
Berdasar hasil pengembangan dan penyitaan berbagai barang bukti diketahui seharusnya 10 mobile crane dikirim ke delapan pelabuhan di antaranya di Bengkulu, Jambi, Teluk Bayur, Palembang, Banten, Pontianak dan lainnya.
Namun sejak dibeli hingga Agustus 2015, sebanyak 10 mobile crane tidak juga dikirim. Padahal barang itu sudah dibeli dengan harga yang cukup mahal.
"Akan ditanyakan kenapa barang itu belum dikirim. Kami selidiki ke beberapa pelabuhan ternyata mereka tidak butuh. Nah kalau tidak butuh kenapa dibeli? Ini yang perlu ditelisik. Proyek totalnya mencapai Rp 5 triliun," beber Victor.
Untuk diketahui kasus ini bermula dari laporan yang masuk ke Bareskrim Polri dengan nomor LP-A/1000/VIII/2015/Bareskrim tanggal 27 Agustus 2015.
Diketahui pada tahun 2012, Pelindo II membeli 10 mobile crane senilai Rp 45 miliar untuk mendukung kegiatan operasional di 8 pelabuhan cabang Pelindo yaitu di Bengkulu, Teluk Bayur, Palembang, Banten, Pontianak, Jambi dan Cirebon.
Pembelian ini melibatkan pihak kedua yakni Guangshi Narasi Century Equipment Co. Proses pembelian ini menggunakan anggaran Pelindo II tahun 2012.
Proses pengadaan mobile crane tersebut diduga tidak melalui prosedur dengan menunjuk langsung pemenang tender. Selain itu, Pelindo juga tidak menggunakan analisa kebutuhan barang atas investasi untuk mendukung kegiatan bisnisnya.