Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Mabes TNI, Presiden Kembali Tegaskan Tidak Ada Permintaan Maaf untuk Korban Peristiwa 65

"Tentang permintaan maaf pada PKI tahun yang lalu sudah saya sampaikan, tapi sekarang ada gosip-gosip lagi," kata Jokowi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Di Mabes TNI, Presiden Kembali Tegaskan Tidak Ada Permintaan Maaf untuk Korban Peristiwa 65
TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN, Rini Soemarno dan Direktur utama PLN Bali, Sofyan Basir saat meninjau pengoperasian PLTDG (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas) 200 MW dengan menggunakan mini LNG di Kantor Pusat PLN Pesanggarahan Bali, Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (11/6/2016). Dengan menggunakan PLTDG, PLN mampu menghemat biaya operasional hingga 60 miliar per tahun. TRIBUN BALI/RIZAL FANANY 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan sikapnya tidak akan meminta maaf kepada keluarga anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan keluarga dari orang yang diduga terlibat PKI.

Dalam sambutannya di acara buka bersama yang digelar di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (27/6/2016), Jokowi mengaku sudah berkali-kali menegaskan hal itu.

Namun masih ada saja pihak yang menyebarkan kabar bahwa presiden akan minta maaf.

"Tentang permintaan maaf pada PKI tahun yang lalu sudah saya sampaikan, tapi sekarang ada gosip-gosip lagi," katanya.

Dalam berbagai pertemuan, termasuk saat menyambangi Organisasi Masa (Ormas) seperti Muhamadyah dan Nahdlatul Ulama (NU), Presiden mengaku juga sudah sering menegaskan hal serupa.

"Tapi sekali lagi, ada yang menggoreng-goreng sehingga muncul gosip atau isu seperti itu. Sudah jangan dengarkan," katanya.

"Kami tidak ada rencana meminta maaf," Jokowi menambahkan.

Berita Rekomendasi

Setelah peristiwa 1965, banyak anggota PKI dan orang-orang yang dituduh terlibat partai tersebut, dihukum tanpa proses peradilan.

Saat ini, kasus pelanggaran HAM berat seputar peristiwa 1965, masih mangkrak di Kejaksaan Agung.

Dalam kesempatan itu, ia mengakui bahwa ada saat-saat kelam sebuah negara.

Namun Jokowi tidak menjelaskan secara rinci, saat kelam apa yang ia maksud.

"Kita tidak mengingkari ada saat-saat kelam dalam sebuah negara," ujarnya.

"Tapi untuk menyongsong masa depan agar lebih baik, peristiwa semacam itu tidak boleh terjadi lagi," Jokowi menambahkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas