Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter HUD Berburu Vaksin Palsu di Pasar

(Bareskrim Mabes Polri) menetapkan sebanyak tiga dokter berinisial I, AR dan HUD sebagai tersangka dalam kasus vaksin palsu.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Dokter HUD Berburu Vaksin Palsu di Pasar
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar memperlihatkan vaksin produk Bio Farma, saat jumpa pers terkait vaksin palsu di kantor Bio Farma, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (30/6/2016). Bio Farma telah melakukan koordinasi dengan Bareskrim, Kementerian Kesehatan, Badan POM, dan distributor resmi vaksin Bio Farma, berdasarkan pengamatan fisik, kemasan, dan hasil uji laboratorium, vaksin yang diduga palsu adalah asli, atau tidak dipalsukan. Masyarakat agar tidak ragu untuk mengimunisasi putra putrinya dengan vaksin yang menjadi program pemerintah, baik di rumah sakit, puskesmas, posyandu, maupun di klinik. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

S mendapatkan vaksin palsu dari pasangan suami istri pembuat vaksin palsu, yakni Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina.

Saat menggeledah kediaman S, penyidik menemukan bukti transaksi pembelian vaksin palsu.

"Dia memesan ke jaringan H dan R untuk 60 kali transaksi dengan nilai Rp 440.210.000," kata Agung.

Karena kekosongan

Rumah sakit-rumah sakit yang disebut Menteri Kesehatan Nila F Moeloek sebagai penerima distribusi vaksin palsu itu sendiri kemarin kembali didatangi para orangtua pasien.

Seperti terlihat di RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Setelah situasi sempat tegang, perwakilan RS Harapan Bunda akhirnya memenuhi keinginan orangtua yang anaknya mendapat vaksin di tempat tersebut untuk memberikan pernyataan.

Berita Rekomendasi

Saat memberikan pernyataan, perwakilan RS Harapan Bunda yang terdiri dari Ketua Komite Medis dr Seto Hanggoro, staf humas dan sejumlah petugas keamanan serta aparat kepolisian, berdiri di atas meja yang secara dadakan dijadikan panggung.

Panggung tersebut dibuat di halaman parkir belakang RS Harapan Bunda. Para orangtua menyimak pernyataan dari dr Seto.

Dalam pernyataannya, dr Seto antara lain menyatakan, pihak rumah sakit mengakui peredaran vaksin palsu di tempatnya hanya periode Maret-Juni 2016.

"Kami menyatakan prihatin mendalam atas indikasi vaksin palsu di RS Harapan Bunda," ucapnya.

Untuk periode sebelumnya, RS Harapan Bunda menjamin vaksinnya asli.

"Selama ini vaksin di RS Harapan Bunda mengambil dari distributor resmi tapi pada periode Maret hingga Juni 2016 terjadi kekosongan sehingga ada oknum perawat yang menawarkan kepada dokter anak yang praktek dan pihak rumah sakit tidak tahu," tambahnya.

Untuk itu pihak rumah sakit menyatakan pasien yang mendapatkan vaksin sebelum periode itu tidak terindikasi vaksin palsu.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas