YLBHI: Permasalahan Tidak Selesai Hanya dengan Menunjukkan Foto "Menunggang Kuda"
Menurut Julius, momen yang menggambarkan ketenangan dan persahabatan tersebut jangan sampai dianggap sebagai cara yang ampuh menenangkan masyarakat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Julius Ibrani menyampaikan pendapatnya mengenai Presiden RI Joko Widodo menemui mantan rivalnya di Pilpres 2014, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca: Jokowi dan Prabowo Naik Kuda, SBY Singgung Lebaran Kuda
Menurut Julius, momen yang menggambarkan ketenangan dan persahabatan tersebut jangan sampai dianggap sebagai cara yang ampuh untuk menenangkan masyarakat.
"Momen gambaran Jokowi yang menerima topi koboy. Dia naik kuda bersama dengan penuh ketenangan, jangan pernah dianggap untuk menenangkan warga negara," ujar Julius saat ditemui di Kantor Imparsial, Jalan Tebet Utara II C, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2016).
Keterangan pers di kantor Imparsial, Jalan Tebet Utara II C, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2016).
Ia menambahkan, hal yang dilakukan oleh Jokowi tidak bisa menghilangkan kekhawatiran yang tengah terjadi pada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
"Kenapa? Karena faktanya di lapangan itu ratusan anggota berseragam dengan senjata lengkap itu turun ke lapangan," jelasnya.
Julius pun menjelaskan masyarakat panik lantaran aparat penegak hukum kini telah melakukan persiapan tepat di lokasi umum yang biasa digunakan oleh masyarakat sipil.
"Jadi, ketakutan masyarakat terhadap (demo) 4 November. Kepanikan masyarakat melihat orang-orang berseragam sudah ngumpul dan latihan di ranah publik di Monas dan tempat-tempat lain," tegasnya.
Ketakutan tersebut tidak bisa diatasi hanya dengan menunjukan 'bersantai sambil menunggangi kuda'.
Menurutnya, masyarakat membutuhkan pembuktian yang jelas dan lebih konkret daripada hanya sekedar memamerkan foto saja.
"Itu tidak bisa menjawab dengan dia hanya melakukan foto-foto santai bertopi dan berkuda," katanya.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat ditemui usai acara konferensi pers bertema 'Menyikapi Dinamika Politik Keamanan Jelang Pilkada dan Persoalan Penyebaran Kebencian (SARA)', yang digelar di Kantor Imparsial, Jakarta Selatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.