Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Bung Karno Hampir Gundul di Penjara Sukamiskin

Bung Karno berkisah melalui tulisan bertajuk "Keadaan Dipendjara Sukamiskin, Bandung". Yang ia tulis di kamar TA 01 Sukamiskin, 17 Mei 1931.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah Bung Karno Hampir Gundul di Penjara Sukamiskin
Tribun Jabar/Ery Candra
Gambar Soekarno yang sudah lusuh.Tribun Jabar/Ery Candra 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno atau karib di sebut Bung Karno menceritakan pengalamannya menghuni penjara Sukamiskin dalam buku kumpulan tulisan, "Di Bawah Bendera Revolusi".

TribunJabar.co.id memperoleh informasi dari Petugas Lapas Sukamiskin, Yanuar Rinaldi mengenai Bung Karno dan Penjara Sukamiskin, Kota Bandung, Sabtu (22/7/2017).

Bung Karno berkisah melalui tulisan bertajuk "Keadaan Dipendjara Sukamiskin, Bandung". Yang ia tulis di kamar TA 01 Sukamiskin, 17 Mei 1931.

Bung Karno menuturkan, begitu masuk ke Sukamiskin, ia diwajibkan mengganti pakaian dengan seragam penjara warna biru.

"Rambutku dipotong hampir gundul, di milimeter dalam bahasa Belandanya. Hampir segala apa yang saya bawa dari rumah tahanan (penjara Banceuy, Kota Bandung) semuanya di ambil (petugas)," tulisnya.

Baca: Mengenal Warung Nasi Bu Eha yang Dulu Jadi Langganan Istri Bung Karno

Berita Rekomendasi

Selama di Sukamiskin, Bung Karno menghuni kamar di ujung sebelah barat lantai dua blok timur yang disebutnya "bilik ketjil 1,5 X 2,5 M".

Setiap siang ia wajib bekerja di percetakan penjara.

"Saya mesti berbaris ke tempat membuat kitab tulisan. Di sanalah saya meladeni satu dari mesin garis dan mesin potong yang besar-besar. Tiap hari saya kerjakan berpuluh-puluh rim kertas, memedat barang, dan membongkarnya," kata Bung Karno.

Jika pekerjaan selesai, pada malam hari ia baru bisa istirahat, mandi, dan kembali ke kamar.

"Mandi yang lamanya ditentukan enam menit. Makan, makan nasi merah dengan sambal yang sederhana," ujar Bung Karno.

Usai itu, baru ia bisa kembali ke kamar TA 01 untuk istirahat.

"Pukul sembilan (malam) cahaya (kamar) mesti digelapkan dengan tidak dapat disangkal lagi. Hari ini sudah bekerja dan besoknya bekerja keras lagi, saya mesti lekas tidur," tulis Bung Karno.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas