Ibu Bawa Jasad Bayi Naik Angkot, Rumah Sakit Harusnya Beri Kelonggaran Aturan
"Tidak bisa dipukul rata semua orang," kata Saleh melalui pesan singkat, Kamis (21/9/2017).
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Daulay angkat bicara mengenai kasus seorang ibu asal Lampung Utara yang pulang menggendong jenazah bayinya di angkutan umum.
Diketahui, ibu bernama Delvasari itu menggendong bayinya yang baru meninggal dari RSUD Abdul Moeluk Lampung karena tidak memiliki uang untuk membayar ambulan.
Saleh mengatakan seharusnya seluruh rumah sakit sakit bila mendapatkan kasus seperti itu diberi kelonggaran.
"Tidak bisa dipukul rata semua orang," kata Saleh melalui pesan singkat, Kamis (21/9/2017).
Baca: Begini Kronologi Kasus Pelajar Korban Gladiator di Bogor, Makam Dibongkar sampai Pelaku Tertangkap
Saleh mengaku prihatin kejadian yang menimpa Delvasari kembali terulang.
Ia melihat persoalan uang masih sangat dominan dalam pelayanan sosial dan kesehatan. Akibatnya, mereka yang tidak mampu selalu saja mengalami perlakuan yang memilukan hati dan perasaan.
"Masih segar diingatan kita kasus yang sama terjadi di Bengkulu. Mestinya kejadian itu tidak perlu terjadi lagi jika semua pihak memperhatikan aspek kemanusiaan dalam pelayanan sosial dan kesehatan," ujar Politikus PAN itu.
Saleh meminta Kementerian Kesehatan menelusuri masalah ini.
Baca: Fakta-fakta Dibalik Jasad Bayi Dibawa Pakai Angkot, Bikin Trenyuh!
Dimana, perlu dibuat aturan yang lebih baik terkait dengan kasus-kasus seperti ini.
Semestinya, kata Saleh, ada pengecualian terkait pembiayaan bagi mereka yang betul-betul tidak mampu.
Apalagi, mereka baru saja kehilangan besar dan tentu sangat sedih dan berduka.
Di lain pihak,kata Saleh, BPJS kesehatan perlu memperhatikan masalah pelayanan seperti ini.
Meskipun sampai hari ini BPJS Kesehatan mansih mengalami defisit, bukan berarti persoalan seperti ini dilupakan.
Baca: Kesaksian Putri Jenderal Achmad Yani Lihat Ibunya Sering Menangis Pegangi Baju yang Ada Bekas Darah
Apalagi defisit BPJS Kesehatan selalu ditutupi oleh pemerintah.
"Ini yang membuat sebagian kalangan tidak begitu yakin dengan pelayanan BPJS. Faktanya, memang masih banyak hal yang belum dicover oleh BPJS," kata Saleh.
Saleh mendesak kelemahan-kelamahan BPJS Kesehatan harus diperbaiki. Secara perlahan, jika dilakukan secara terarah dan kontinu, BPJS diyakini akan mampu berbuat lebih banyak lagi.
"Kalau didiamkan atau malah seakan tidak ada masalah, dikhawatirkan BPJS kesehatan akan kehilangan kontekstualisasinya," kata Saleh.
Baca: Kenangan Ilham Aidit Nyaris Dihabisi Para Tentara Pasca-Peristiwa G 30 S
Sebelumnya diberitakan, Si ibu sambil terus menangis menceritakan kepada pengunggah foto admin seputar_lampung pada Rabu sore (20/9/2017) bahwa dia tidak mendapat pelayanan mobil ambulans dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Moeloek Provinsi Lampung.
Tidak banyak yang dijelaskan oleh admin tentang perihal bagaimana ibu tersebut membawa pulang jenazah bayinya yang baru umur sebulan itu.
Sang ibu yang belakangan diketahui bernama Delvasari menceritakan, anaknya meninggal setelah menjalani operasi di RSUD Abdoel Moeloek Lampung dengan menggunakan BPJS. Namun ketika ia meminta jenazah dibawa dengan ambulans, pihak rumah sakit disebut tak bersedia.
Sementara itu, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung membantah pihaknya tidak memfasilitasi pengantaran jenazah ke rumah duka.
Direktur Pelayanan RSUDAM Lampung, dr Pad Dilangga mengatakan, pihaknya sudah menyediakan satu unit ambulans untuk mengantar bayi Delvasari ke kampung asal Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara. Namun karena sedikit masalah administrasi yang belum selesai dan pihak keluarga tidak sabar, lalu meninggalkan ambulans dan memilih naik angkutan umum.
"Sesuai standar operasional prosedur (SOP), setiap pasien meninggal disediakan ambulans untuk mengantar ke rumah duka," kata Pad lewat rilisnya, Kamis (21/9/2017).
Masalah administrasi tersebut, kata Pad, karena petugas ambulans menemukan data tidak pas lalu memanggil orangtua jenazah untuk minta waktu menyelesaikan masalah tersebut.
"Siapa pun yang harus pulang dari RSUD AM harus tertib administrasi. Mungkin keluarga kurang sabar menunggu," jelas Pad Dilangga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.