Pengamat Intelijen Ini Curiga Ada Operasi Adu Domba di Balik Isu Pembelian Senjata
Dari penelusuran dengan metode open source intelligence atau OSINT, operasi adu domba ini menggunakan media sosial.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat intelijen dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib menilai ada pihak ketiga yang mencoba melakukan adu domba antara Panglima TNI, Polri, dan institusi BIN.
Kecurigaan itu bermula dari isu adanya institusi nonmiliter membeli 5 ribu pucuk senjata yang dilontarkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Belakangan, Menkopolhukam Wiranto mengklarifikasi bahwa soal pembelian senjata itu tak benar.
Wiranto juga meluruskan bahwa ada kesalahan komunikasi antara Panglima TNI dengan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Dan hal itu sudah diluruskan.
Meski demikian, di media sosial hal ini terus jadi perbincangan masyarakat.
"Dari penelusuran dengan metode open source intelligence atau OSINT, operasi adu domba ini menggunakan medsos, " ujar Ridlwan kepada Tribunnews.com, Senin (25/9/2017).
Ridlwan menjelaskan, pada tanggal 23 September pukul 22.00, muncul tagar di media sosial #PanglimaTantangBIN . Tagar itu sempat menjadi trending topik di Twitter.
"Dari penelusuran saya, itu menggunakan auto bot, mesin, bukan akun akun asli, " kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.
Tagar #PanglimaTantangBIN itu menggunakan link url sebuah berita di website www.perangbintang.com.
"Setelah saya cek, website itu dihosting dari luar negeri, " kata Ridlwan.
Menurut hasil pelacakannya, website perangbintang.com beralamat IP di 198.185.159.145 yang berada di Naples, Florida, Amerika Serikat.
"Ada intensi dari pembuat situs itu untuk menyamarkan penjejakan, " jelas Ridlwan.
Pagi hari tanggal 24 September isu makin memanas karena beredar berita melalui WhatsApp group yang mengutip situs perangbintang.com.