Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti LIPI: Tidak Akan Ada Kejutan Dalam Debat Perdana Jokowi-Amin Vs Prabowo-Sandiaga

Melalui debat, KPU juga berharap masyarakat tahu betul siapa calon presiden dan wakil yang akan mereka pilih.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Peneliti LIPI: Tidak Akan Ada Kejutan Dalam Debat Perdana Jokowi-Amin Vs Prabowo-Sandiaga
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi: Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) berjalan bersama usai menandatangani prasasti deklarasi damai saat meghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 di Silang Monas, Jakarta, Minggu (23/9/2018). Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 yang diikuti KPU, pasangan Capres dan Cawapres, dan 16 partai politik nasional tersebut mengambil tema 'Kampanye anti SARA dan HOAKS untuk menjadikan pemilih berdaulat agar negara kuat'. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Tidak akan ada kejutan dalam Debat Perdana antara pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang akan diselenggarakan pada 17 Januari 2019.

Demikian menurut Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego kepada Tribunnews.com, Jumat (4/1/2019).

Lagipula, materi perdebatan danoderator serta panelisnya juga harus disetujui kedua kubu.

Meskipun menurut dia mau tidak mau masing-masing pasangan harus bersiap diri.

"Jadi, tidak akan ada kejutan. Esensinya seperti sosialisasi visi dan misi. Jauh dari makna "debat" sebagaimana dimaknai dalam kamus," ujar Indria Samego yang juga Anggota Dewan Pakar The Habibie Center ini.

Baca: BREAKING NEWS: Hari Ini Harga BBM Pertamina Turun, Berikut Rinciannya

Dalam debat pertama, persoalan hukum dan HAM yang akan jadi inti pembahasan.

BERITA TERKAIT

Dia menilai nuansanya akan sangat normatif ketika tema-tema tersebut diperdebatkan pasangan calon.

"Tanpa mendalami dimensi empiriknya. Padahal, yang lebih mengena adalah politik dan sosiologi hukum daripada aspek yuridisnya," jelas Indria Samego.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman berharap, melalui debat Pilpres, masing-masing pasangan calon mampu menjelaskan visi-misi mereka jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Melalui debat, KPU juga berharap masyarakat tahu betul siapa calon presiden dan wakil yang akan mereka pilih.

Selain itu, Arief mengingatkan kedua pasangan calon dan tim sukses untuk tidak saling menjatuhkan dalam debat.

"Itu kan sudah kita ingatkan sejak awal, baik kepada timnya maupun pasangan calon terkait himbauan itu," kata Arief saat dikonfirmasi, Jumat (28/12/2018).

"Tapi kan semuanya semangat sama, tidak serengan pribadi, tetapi fokus program dan kebijakan yang akan dilakukan jika jadi presiden dan wakil presiden," sambungnya.

Arief menambahkan, nantinya, KPU akan lebih dulu memberi tahu seluruh soal yang akan muncul dalam debat. Tetapi, pertanyaan mana yang akan disampaikan akan dipilih secara acak.

Debat Pilpres 2019 akan digelar sebanyak lima kali. Debat pertama rencananya dilakukan pada 17 Januari 2019.

Debat kedua 17 Februari, debat ketiga 17 Maret, dan keempat 30 Maret. Sementara debat terakhir belum ditentukan tanggalnya lantaran KPU dan tim kampanye masih akan mengecek jadwal masing-masing pasangan calon.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas