Pin ISIS Hingga Alat Penguat Wifi Ditemukan di Kediaman Terduga Teroris Babelan
Barang bukti yang ditemukan di antaranya pin ISIS, Handy Talk, telepon genggam hingga alat-alat seperti penguat sinyal wifi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Barang bukti lain dari tersangka EY selain 2 rakitan bom pipa kata Dedi, yakni pisau, HCL, pupuk dan alat-alat senyawa yang akan dirakit menjadi bom.
"Ada jerigen putih yang berisi cairan bening yang terdeteksi sebagai axeton, lalu ada barang-barang berupa termometer, corong gelas dan lainnya. Hampir sekitar 20 bahan dan barang ini merupakan bahan untuk membuat bom," kata Dedi.
Dari kemampuannya, kata Dedi, tersangka EY juga berhasil merekrut anak muda YM (18) alias Kautsar.
YM ini usianya 18 tahun, lulusan SMA negeri di Bekasi tahun 2018.
YM baru lulus tahun kemarIn dan anak ini punya prestasi di bidang olahraga, khususnya karate yang sudah mencapai tingkat nasional.
YM ini pernah menjuarai karate nasional di Bali dan Kalimantan Selatan. Ini pengakuan dari orang tuanya.
"Hal itu kita buktikan dengan sertifikat dan medali-medali kejuaraan karate yang sudah diiuti oleh terduga ini," kata Dedi.
"Ini kita sayangkan dan kita sesalkan karena anak-anak muda sekarang ini mudah sekali terpapar paham radikalisme," kata Dedi.
Kepada YM tambah Dedi juga dilatih oleh EY untuk merakit bom.
"Kemampuannya sama juga seperti tersangka T. Barbuk yang disita oleh tersangka YM adalah beberapa laptop, hardisk dan beberapa catatan. Lalu ada juga alat-alat dalam rangka untuk membuat suatu uji coba, yakni remote control sebagai pemicu bom. Dia sedang belajar ini," kata Dedi.
Menurut Dedi kelompok JAD Bekasi ini berkolaborasi dengan JAD Lampung dengan tujuan yang sama.
"Mereka konsisten melakukan amaliyah dengan sasaran aparat kepolisian yang mereka anggap selama hampir 20 tahun melakukan penegakan secara masif terhadap kelompok-kelompok seperti mereka tersebut," kata Dedi.
Mereka juga katanya akan melakukan serangan terhadap aksi massa, menjelang tanggal 22 Mei ini.
Akan ada banyak aksi massa yang bisa mereka manfaatkan yang berujung people power.
Ini merupakan suatu momentum bagi kelompok tersebut untuk melakukan serangan.
"Satu sisi menimbulkan korban yang banyak, sisi kedua mereka menginginkan chaos," kata Dedi.
Sehingga jika aksinya menyebar kata dia, diharapkan sleeping cell mereka akan bangkit seperti kerusuhan di negara Suriah, Irak maupun di Malawi.
"Konsepnya mereka seperti itu," kata Dedi.
Dedi memastikan Densus 88 tidak berhenti sampai sini.
"Di lapangan tim akan terus mengikuti tiap pergerakan yang sudah dimapping oleh Densus 88 dam Satgas Anti Rdikalisme dan Terorisme. Untuk mencegah agar aksi teror tidak terjadi," katanya.
Penulis : Yusuf Bachtiar
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Polisi Temukan Pin ISIS di Rumah Terduga Teroris Rafli di Bekasi