Said Didu: Nanti Saya Ngomongnya Lebih Kencang
Berbeda halnya saat masa Presiden Soeharto, di mana PNS bebas berpendapat terkait kebijakan publik.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
Saya mengalami, dulu saya masuk BPPT sejak (masa Presiden) Pak Soeharto, waktu itu kita bebas berperdapat, sebagai pegawai negeri bebas berpendapat apapun.
Sekarang ini tidak bisa sama sekali dan semua diarahkan seakan-akan ke politik, semua ke politik.
Jadi, orang presentasi pun arahnya politik. Jadi memang, birokrat itu pegawai negeri atau pegawai negara, bukan pegawai pemerintah.
Nah, yang kedua adalah bahwa semua sekarang dipolitisir. Jadi, ya sudah lah, dengan titik ini saya menyatakan saya harus berhenti. Saya harus berhenti sebagai pegawai negeri.
Apakah tidak ada desakan atau tekanan kepada Anda atas pengunduran diri ini?
Engga ada sih, engga ada desakan, ini inisiatif saya ingin berhenti.
Jadi, Anda merasa sekarang waktu yang tepat untuk mengundurkan diri dari PNS?
Sudah waktu yang tepat untuk menyatakan saya berhenti, selesai.
Selain itu, apakah sebelum ini ada ada tawaran di politik?
Engga, saya engga ada.
Mungkin Anda ditawari masuk parpol?
Engga, saya engga menarik.
Jadi, sejauh ini belum ada tawaran masuk ke parpol?
Banyak sih temen-temen mengajak, tapi saya belum tertarik.