Sikapi Kerusuhan di Wamena, Jokowi Imbau Masyarakat Tidak Gampang Percaya Kabar di Medsos
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat senantiasa melakukan pengecekan setiap mendapat informasi dari media sosial.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
"Kami berharap pemerintah ataupun pihak swasta membantu kami yang kekurangan makanan. Kami juga butuh baju karena yang kami bawa cuma baju di badan saja," kata Jenab Napitupulu, salah satu warga Wamena.
Sebanyak 16 warga tewas dalam kerusuhan
Komandan Kodim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto mengatakan, terdapat 16 orang warga sipil yang tewas dalam kerusuhan.
Sementara, 65 orang lainnya menderita luka-luka.
"Untuk korban, 65 orang luka, 16 meninggal, itu sipil semua. Aparat sementara tidak ada korban," ujar Candra Diyanto saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Namun, Candra belum bisa menjelaskan secara rinci penyebab korban tewas.
Saat ini, ia memastikan bahwa situasi mulai kondusif.
Namun, seluruh aparat masih dalam posisi siaga.
"Aparat stand by 24 jam, semua objek vital kita amankan. Secara umum untuk di kota kondusif, namun kita antisipasi ada aksi susulan," kata Candra.
Warga pilih mengungsi karena trauma
Akibat kerusuhan massa, ribuan warga di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, mengungsi Markas Polres dan Kodim Jayawijaya pascakerusuhan, Senin (23/9/2019).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, setidaknya ada 3.000 pengungsi di Mapolres dan Makodim Jayawijaya.
Sebagian besar pengungsi mengaku trauma akan kerusuhan susulan.
Mereka juga telah kehilangan rumah akibat dibakar massa.
Sumber: KOMPAS.com (Rachmawati, Dhias Suwandi, John Roy Purba)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Fakta Baru Kerusuhan Wamena, 16 Orang Tewas hingga Ribuan Warga Mengungsi