Polri: Pelaku Pembakaran dan Tindak Kekerasan Bukan Penduduk Asli Wamena
Pihak yang melakukan pembakaran dan tindak pidana kekerasan di Wamena, Jayawijaya bukan orang asli atau penduduk Lembah Baliem.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil penyelidikan sekaligus pemetaan yang dilakukan Polri diketahui yang melakukan pembakaran dan tindak pidana kekerasan di Wamena, Jayawijaya bukan orang asli atau penduduk Lembah Baliem.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan justru penduduk asli Wamena ikut melindung para pendatang saat terjadi kerusuhan.
“Pelaku pembakaran bukan penduduk asli Wamena (orang Lembah Baliem). Mereka justru banyak membantu memberi perlindungan kepada para pendatang dengan mengamankan di rumah warga maupun gereja,” kata Dedi Prasetyo kepada wartawan, Minggu (29/9/2019).
Baca: Relawan Gelar Aksi Damai di Sarinah Berikan Dukungan Untuk Presiden Jokowi
Baca: Polisi Tegaskan Penangkapan Putri Tiri Sri Bintang Pamungkas Murni Karena Kasus Narkoba
Menurut Dedi, kepala suku Lembah Baliem (Wamena) Agus Hubi Lapago secara khusus meminta para pendatang untuk tidak mengungsi karena yakin masyarakat asli Wamena sangat mencintai masyarakat Papua pendatang.
“Karena mereka yakin para perusuh adalah kelompok diluar Wamena,” ujarnya.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah tersebut meluruskan, sasaran kekerasan tidak hanya ditujukan kepada etnis tertentu saja yang tinggal disana.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, saat ini, jelas Dedi, aparat gabungan TNI dan Polri telah melakukan proses evakuasi bagi warga pendatang menggunakan berbagai moda transportasi termasuk pesawat Hercules ke beberapa kota di Papua antaralain ke Jayapura.
Baca: Upaya Kudo Agar Hadirkan Aplikasi yang Makin User Friendly
Dari kesigapan aparat TNI dan Polri 3.213 orang berhasil dievakuasi ke Kota Jayapura.
543 orang diantaranya masih berada di tempat-tempat pengungsian antara lain di Lanud Silas Papare 101 orang, Rindam Jayapura 104, YON 751 172 orang, Paguyuban Minang ada 106 orang, dan di Mussala Attaqwa 66 orang.
Baca: Gerindra: Pimpinan MPR Ahmad Muzani, Wakil Ketua DPR Tunggu 2 Oktober
“Polri menjamin keamanan di Wamena, tidak benar jika saat ini kondisi di Wamena tidak terkendali,” kata Dedi.
Untuk itu, Polri mengajak semua suku yang ada di Papua untuk bersama-sama menjaga kedamaian di Papua dengan terus meningkatkan rasa persaudaraan sehingga tidak mudah diprovokasi pihak luar yang menginginkan terjadinya perpecahan dan kerusuhan di bumi Cendrawasih.
Diimbau tak mudah termakan hoaks
Kondisi di Wamena, Papua berangsur kondusif usai aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan pada Senin (23/9/2019) lalu.
Aktivitas masyarakat di Wamena telah normal dan perdagangan di pasar mulai menggeliat.