Staf Khusus Presiden Ayu Kartika Dewi Percaya Berpikir Kritis akan Majukan Indonesia
Staf khusus presiden, Ayu Kartika Dewi meyakini adanya orang - orang yang berpikir kritis akan membuat Indonesia menjadi lebih maju.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Daryono
Diketahui Ayu terkenal sebagai sosok pejuang toleransi.
Ia sangat aktif dalam berbagai aksi serta memiliki komitmen tinggi dalam mendorong nilai toleransi.
Satu diantaranya dengan mendirikan SabangMerauke yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa semangat toleransi, penddidikan dan ke-Indonesia diantara pelajar.
Sehingga nantinya akan tumbuh rasa menghargai dan menghormati sesama manusia, serta kesadaran akan pendidikan.
Memiliki misi mulia terkait rasa toleransi ini menjadi satu diantara alasan Jokowi memilihnya sebagai staf khusus presiden.
"Ayu Kartika Dewi, merupakan salah satu anak muda yang memiliki misi mulia untuk merekatkan persatuan di tengah kebinekaan," ujar Jokowi saat memeperkenalkan Ayu.
Diketahui Ayu menyelesaikan masa studi S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.
Ia juga merupakan lulusan pascasarjana Duke University, Amerika Serikat.
Dilansir dari Tribunnewswiki.com, wanita berusia 36 tahun pada 2007 sempat bekerja di P&G di Singapura sebagai Consumer Insights Manager.
Tiga tahun berselang Ayu bergabung dengan Gerakan Indonesia Mengajar.
Pada 2012, Ayu Kartika Dewi bersama rekan-rekannya mendirikan Program Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali (SabangMerauke).
Ayu Kartika Dewi juga tercatat pernah bekerja sebagai konsultan di McKinsey selama tiga bulan pada 2014.
Pada 2015 ia juga terpilih sebagai Staf Gubernur DKI Jakarta basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Berangkat dari kegelisahannya akan konservatisme dan radikalisme agama di kalangan milenal membuatnya mendirikan program Milenial Islami pada 2017.
Pada 2019 Ayu ditunjuk Jokowi untuk membantu pemerintahannya sebagai staf khusus presiden. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma) (Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)