Istana Tanggapi Kritikan Rocky Gerung yang Sebut 'Presiden Tak Paham Pancasila': Tetap Hati-hati
Fadjroel Rachman menanggapi kritikan dari Akademisi Rocky Gerung yang menyebut Presiden Jokowi tak paham Pancasila.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
Rocky kemudian menjabarkan beberapa sila dalam Pancasila, di antaranya yang ia sebut adalah sila pertama, kedua, dan kelima.
"Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, mengakui bahwa perbuatan manusia hanya boleh bermakna kalau diorientasikan ke langit,"
"Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, apa dalilnya bahwa saya boleh berbuat baik tanpa perlu menghadap langit. Itu namanya humanisme itu. Kalau saya berbuat baik dengan pahala masuk surga, artinya kemanusiaan saya itu palsu,"
Pada sila kelima, Rocky tampak mempertanyakan dalam dialektikanya tentang asal daripada teori keadilan sosial.
"Sila kelima, Keadilan sosial. Versi siapa itu keadilan sosial? liberalisme? libertalisme? libertarianisme?"
Lalu, ia berpendapat tidak ada final dari sila kelima, sehingga dapat disisipi dengan paham yang lain.
"Orang boleh isi sila kelima itu dengan marxisme, boleh aja. Diisi dengan Islamisme, boleh aja. Karena nggak ada satu keterangan final tentang isi dari keadilan sosial," kata sang pengamat politik tersebut.
Ia juga tampak menyindir pemerintah Indonesia yang tidak menerapkan prinsip dari pada sila kelima.
"Pemerintah melanggar lingkungan itu sudah bertentangan dengan Pancasila dengan keadilan sosial karena merampas hak tanah yang harusnya dibagikan pada rakyat," ungkapnya.
Rocky menyinggung jika ada yang ingin menilai dirinya atas pernyataannya yang mengaku tidak Pancasilais maka haruslah orang betul-betul yang sudah Pancasilais.
"Jadi di awal tadi saya katakan, saya tidak Pancasilais. Siapa yang berhak menghukum saya atau mengevaluasi saya? Harus orang yang sudah Pancasilais, siapa di Indonesia? Nggak ada tuh,"
"Jadi sekali lagi, polisi Pancasila atau presiden juga nggak ngerti Pancasila kan?" lanjutnya menyinggung presiden berdasarkan argumen tentang Pancasila sebelumnya.
"Dia hafal tapi dia nggak paham. Kalau dia paham dia nggak berhutang itu, kalau dia paham dia nggak naikin BPJS, kalau dia paham dia nggak melanggar lingkungan," jelas Rocky menegaskan.
Rocky berharap, agar akhir tahun ini ada semacam resolusi, bahwa behentilah bertengkar ideologi.
"Karena negara yang ngotot punya ideologi cuman 2, fasisme dan komunisme," pungkas Rocky.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)