Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapan Jokowi Soal Gibran Maju Pilkada, Pengamat: Belum Cukup Akhiri Perbincangan Politik Dinasti

Pengamat Politik menuturkan, argumen Jokowi soal majunya Gibran ke Pilkada Solo 2020 belum cukup untuk mengakhiri perbincangan soal politik dinasti.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Tanggapan Jokowi Soal Gibran Maju Pilkada, Pengamat: Belum Cukup Akhiri Perbincangan Politik Dinasti
Tangkapan Layar Kompas TV
Pengamat Politik Gun Gun Heryanto menuturkan, argumen Jokowi soal majunya Gibran ke Pilkada Solo 2020 belum cukup untuk mengakhiri perbincangan soal politik dinasti. (Tangkapan Layar Kompas TV) 

Pernyataan itu disampaikan Gun Gun dalam wawancaranya di Kompas Petang yang diunggah ke kanal YouTube Kompas TV pada Kamis (12/12/2019).

Menurutnya, sebagai putra Jokowi, Gibran diuntungkan dengan memiliki ruang political publicity atau publisitas politik.

Hal itu dapat dilihat dari adanya beberapa pemberitaan Jokowi yang dikaitkan dengan kabar mengenai keluarganya.

Oleh karena itu, Gun Gun menuturkan, ruang pemberitaan yang diperoleh keluarga Jokowi secara otomatis meningkat popularitas anggota keluarganya, termasuk Gibran dan menantu kedua Jokowi, Bobby Nasution.

"Positifnya, ya, dia mungkin akan lebih mudah mendapatkan yang disebut ruang political publicity atau publisitas politik karena semenjak Pak Jokowi menjadi presiden, hampir setiap hari pada saat pemberitaan Jokowi juga memberitakan keluarga," jelas Gun Gun.

"Di situ nama Gibran dan sosok lain termasuk juga menantu itu kemudian mendapatkan ruang pemberitaan, polaritasnya naik," sambungnya.

Menurut Gun Gun, popularitas ini menjadi modal dasar elektoral.

Berita Rekomendasi

"Popularitas itu, ingat, salah satu modal dasar elektoral selain elektabilitas dan akseptabilitas," tutur Gun Gun.

"Jadi, secara modal politik dia pasti naik," sambungnya.

Sementara itu, langkah Gibran terjun ke dunia politik akan dinilai negatif apabila Gibran kemudian memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki Jokowi.

"Negatifnya kalau kemudian ada upaya-upaya memanfaatkan hak-hak khusus sebagai bagian dari orang yang berada dalam kekuasaan," terangnya.

Gun Gun mencontohkan adanya politisi birokrasi hingga memanfaatkan ragam fasilitas yang melekat pada Jokowi.

"Misalnya, tentu kita tidak berharap, adanya politisasi birokrasi, memanfaatkan ragam fasilitas-fasilitas yang sebenarnya melekat pada Pak Jokowi, entah itu misalnya instrumen kekuasaan, keamanan, intelijen, termasuk juga dana," jelas Gun Gun. 

Menurutnya, Gibran harus mampu menunjukkan kemandiriannya dan berkompetisi dengan cara sehat.

"Ketika itu semua bisa direstriksi, tidak kemudian memanfaatkan sumber-sumber kekuasaan yang saya sebut tadi ya, menurut saya Gibran harus kemudian menunjukkan bahwa dirinya mandiri dan kemudian mampu berkompetisi dengan cara yang sehat," tutur Gun Gun.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas