Soal Sambutan Jokowi di Perayaan Natal Nasional 2019, Cendikiawan NU: Harus Ada Implementasi Jelas
Cendikiawan Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi turut menyoroti sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Perayaan Natal Nasional 2019.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Tiara Shelavie
"Seperti misalnya tadi jangan hoax, jangan persekusi, jangan menebar fitnah," tambahnya.
Meski begitu, Zuhairi mempercayai bahwa pernyataan-pernyataan Jokowi dalam sambutannya itu sebagai peringatan untuk aparat penegak hukum dapat bertindak tegas dalam masalah intoleransi.
"Saya kira Pak Jokowi tidak sekedar berkhotbah, tetapi beliau ingin mengatakan kepada aparat penegak hukum harus tegas menindak persekusi-persekusi yang dilakuka oleh kelompok-kelompok inteloran di negeri ini," jelasnya.
Zuhairi menuturkan diperlukannya satu sikap yang terukur dan jelas dalam masalah ini.
Sehingga dalam 5 tahun kedepan Indonesia akan memiliki barometer atau cara terkait mengatasi masalah-masalah intoleransi yang dihadapi oleh sebagian masyarakat.
Dikutip dari website setpres.setneg.go.id, sebelumnya Jokowi yang didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri Perayaan Natal Nasional 2019 yang bertajuk 'Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang'.
Jokowi diberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutan di acara tersebut.
Dalam sambutannya Presiden RI ini mengaku Natal merupakan momentum indah untuk merayakan persahabatan.
Melalui pesan Natal itu, Jokowi meminta agar semua pihak tidak melakukan ujaran kebencian, menebar fitnah atau hoaks, hingga bersikap intoleran.
Kepala negara ini juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang menjamin kebebasan beragama dan keyakinan setiap penduduknya.
“Saya tegaskan di sini, sekali lagi, negara menjamin kebebasan beragama dan beribadah menurut agamanya masing-masing," ujar Jokowi.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menghormati dan menghargai perbedaan disetiap masyarakat.
Selain itu ia juga menegaskan untuk seluruh masyarakat dapat bersatu dan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)