Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lembaga Dakwah NU dan Dai Sedunia Gelar Halal Bihalal Virtual Bersama Ketua Umum PBNU

Pengurus Lembaga Dakwah NU dan para Dai sedunia menggelar halal bi halal virtual bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Lembaga Dakwah NU dan Dai Sedunia Gelar Halal Bihalal Virtual Bersama Ketua Umum PBNU
istimewa
Pengurus Lembaga Dakwah NU dan para Dai sedunia menggelar halal Bihalal virtual bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, Rabu (10/6/2020). 

Dia mengingatkan, tugas dakwah itu bukan sesuatu yang mudah dan asal bicara tentang sesuatu hal, tanpa disertai panutan dalam perilaku.

Baca: Fadli Zon Mengaku Tagihan Listrik di Rumahnya Naik, Fadjroel Rahman Balas dengan Bukti Ini

"Tutur katanya baik dan benar, bisa dijadikan panutan. Perilakunya, tindakan, sikapnya juga harus bisa menjadi teladan yang bisa diikuti oleh siapapun," katanya.

Terkait metode dakwah, menurut dia, pertama harus bertahap atau tidak sekaligus.

Contohnya terkait salat. Seorang pendakwah tidak perlu langsung mengatakan harus salat lima waktu, Qabliyah dan Ba'diyah, Dhuha, juga Tahajud.

Karena menurut dia, bila itu yang dilakukan, maka itu hanya akan membuat orang takut untuk memeluk Islam.

Kedua, kata dia, dakwah itu harus memperingan.

Artinya, dia menjelaskan, apa yang disampaikan kepada masyarakat itu ringan atau tidak berat.

BERITA TERKAIT

Cara dakwah Wali Songo dan para ulama pendahulu kata dia, bisa menjadi contoh. Karena memberikan gambaran agama Islam itu bukanlah sesuatu yang memberatkan, tapi ringan atau gampang dijalankan.

"Misalnya, salat, kalau tidak bisa berdiri, ya duduk. Kalau tidak bisa duduk ya berbaring. Yang ringan-ringan lah yang disampaikan. Setelah itu nanti baru disampaikan yang wajib," jelasnya.

Ketiga, kata dia, dakwah itu jangan menyinggung, menyakiti, menyindir, membikin malu pendengar.

"Jangan seperti menuduh. Kamu ini orang jahat, kamu ini kapan sih tobat. Jangan begitu bahasanya. Jangan bicara kasar," ucapnya.

"Allah saja menggunakan bahasa yang sangat lembut," jelasnya.

Terakhir, kata dia, dakwah itu memiliki tanggung jawab.

Tanggung jawab itu, imbuh dia, ketika dakwah yang baik disampaikannya diikuti oleh mereka yang mendegarkan dan melaksakannya, maka itu akan mendatangkan pahala.

"Namun sebaliknya, jika dakwah itu adalah sesuatu yang salah, tidak baik, dan keliru yang tidak sengaja atau sengaja diikuti oleh mereka yang mendengarkan, terus diikuti oleh keluarganya, betapa besar dosa saya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas