9 Fakta Jenderal Hoegeng, Diberhentikan Sebagai Kapolri Usai Ungkap Penyelundupan Mobil Mewah
Hoegeng menjabat Kapolri menggantikan Soetjipto Yudodihardjo tahun 1968 dan dicopot Presiden Soeharto tahun 1971 dengan alasan regenerasi
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama beken Jenderal Hoegeng Iman Santoso memantik sorotan hangat publik di Tanah Air belakangan ini.
Semua berawal saat unggahan Ismail Ahmad, pria asal Kepulauan Sula, Maluku Utara, yang memposting humor Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur.
Dalam unggahan Ismail, ia mengutip guyonan Gus Dur, "Ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng".
Gara-gara unggahan ini Ismail Ahmad diperiksa polisi dan diminta wajib lapor.
Lantas seperti apakah sosok Jenderal Hoegeng ini.
Melansir pemberitaan Harian Kompas, 1 September 2006, dalam sebuah diskusi di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (31/8/2006), Gus Dur mengungkapkan, di Indonesia hanya ada tiga polisi yang baik.
Kala itu, Gus Dur melontarkan lelucon di sela menyinggung pemberantasan korupsi pada masa itu.
Tiga polisi itu, pertama, mantan Kepala Polri, almarhum Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Kedua, patung polisi, dan ketiga adalah polisi tidur.
Baca: Prihatin ke Pengunggah Guyon Polisi Jujur, Inayah Wahid: Kalau Bermasalah Tangkap Aja Gus Dur-nya
Mendengar lelucon itu, masih mengutip Kompas, para hadirin yang hadir serentak tertawa.
Siapa sebenarnya Jenderal Hoegeng yang disebut Gus Dur dalam humornya itu?
Berikut Fakta-Fakta Jenderal Hogeng :
1. Lahir di Pekalongan dan Anak Seorang Kepala Jaksa
Hoegeng lahir pada 14 Oktober 1921 di Pekalongan.
Ayahnya, Sukario Hatmodjo, pernah menjadi kepala kejaksaan di Pekalongan.