9 Fakta Jenderal Hoegeng, Diberhentikan Sebagai Kapolri Usai Ungkap Penyelundupan Mobil Mewah
Hoegeng menjabat Kapolri menggantikan Soetjipto Yudodihardjo tahun 1968 dan dicopot Presiden Soeharto tahun 1971 dengan alasan regenerasi
Editor: Eko Sutriyanto
Dalam artikel yang ditulis Rosihan Anwar, "In Memorian Hoegeng Imam Santoso" yang dimuat di Harian Kompas, 15 Juli 2004, menyebutkan, pada masa itu kasus penyelundupan merajalela.
Di antara yang terkenal adalah kasus penyelundupan mobil mewah yang didalangi oleh Robby Tjahyadi atau Sie Tjie It.
Pada 1971, Hoegeng mengumumkan keberhasilannya dalam membekuk penyelundupan mobil mewah melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Mobil-mobil itu dimasukkan dengan perlindungan tentara.
Ternyata, pengungkapan kasus itu mempercepat pemberhentiannya sebagai Kepala Polri.
Soeharto beralasan, pemberhentian Hoegeng tersebut adalah untuk regenerasi.
8. Menolak Saat Ditawari Jadi Duta Besar
Selepas itu, Hoegang sebenarnya ditawari menjadi Duta Besar oleh Soeharto, tetapi ia menolaknya.
"Saya menolak penugasan saya sebagai Duta Besar di luar negeri, karena saya merasa tidak capable untuk tugas itu," kata Hoegang, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 15 September 1971.
"Saya mau pikir keluarga saya dulu. Kedua anak saya masih sekolah dan kalau saya ke luar negeri, studi mereka bisa kacau," lanjut dia.
9. Meninggal karena Stroke
Jenderal Hoegeng meninggal dunia pada 14 Juli 2004 setelah menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, karena stroke yang dideritanya.
Hoegeng dimakamkan di Parung Raya, Bogor, Jawa Barat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur yang Disebut Gus Dur dalam Humornya"
(Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Mengenal Dekat Jenderal Hoegeng, Disebut Gus Dur Dalam Humor sebagai Polisi Jujur di Indonesia