Diisi Para Pencatat Sejarah, Webinar TMP Dihadiri Ribuan Peserta dari Indonesia, Belanda hingga AS
Selain dihadiri kader-kader TMP dari seluruh Indonesia, hadir juga pengurus PDI Perjuangan dari Belanda dan Amerika Serikat.
Editor: Hasanudin Aco
"Maka TPK ini dalam rangka menolong sesama anak bangsa. Dan itulah yang dipesankan Bapak saya yang merupakan pengagum Bung Karno," ungkap Monica.
-
Baca: Jengkel dengan Kinerja Menteri Tangani Covid-19, Jokowi: Ini Suasana Krisis, Jangan Biasa-biasa Saja
Mardani H Maming mengatakan bahwa membuat sajarah merupakan hal yang sangat hebat dan luar biasa dalam sepanjang kehidupan umat manusia.
Salah satu contohnya adalah bagaimana para nenek-moyang Indonesia membangun Candi Borobudur yang sangat luar biasa. Pun demikian dengan para pendiri bangsa.
"Kita harus malu pada nenek-moyang dan para pendiri bangsa, bila kita tak melakukan dan mencatat sejarah apa-apa di masa kini. Sejarah bisa dibuat dengan syarat tidak pernah berhenti bermimpi untuk membuat sejarah," tegas Mardani.
Denny Siregar mengatakan bahwa anak-anak muda Indonesia saat ini harus belajar sejarah dari pemuda-pemudi Indonesia tahun 1928.
Mereka sudah mampu menekan ego suku, agama dan ras lalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kita harus belajar dari sejarah bangsa lain, seperti Suriah yang saat ini luluh lantak akibat provokasi pecah-belah," kata Denny sambil mengatakan bahwa kader-kader PDI Perjuangan harus makin giat memanfaatkan media sosial.
Sementara Kadek mengatakan bahwa anak-anak muda harus disiplin tinggi dan berdedikasi penuh.
Dengan disiplin tinggi dan terus menerus belajar maka dipastikan anak-anak muda bisa mencatatkan sejarah.
Sekjen TMP Restu Hapsari, mengatakan bahwa selain melakukan Webinar, TMP juga sudah menunjukkan kepedulian di tengah pandemi sebagaimana arahan ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk melalukan gotong-royong.
Sejak itu, atas arahan Maruarar Sirait, TMP suddah bergerak melakukan penyemprotan disinfektan, membagikan APD, masker dan APD di 10 provinsi dan puluhan kabupaten/kota.
"TMP juga memberikan bantuan untuk 28 asrama mahasiswa yang ada di Jakarta. Tahap pertama kami sudah memberikan bantuan untuk mahasiswa yang ada di asrama Aceh, Papua, Kaltara, NTT dan PMKRI," demikian Restu.