Pengamat Prediksi Partai Baru Amien Rais Sulit Berkembang, Ini Analisisnya
Menurut Karyono, melihat persaingan yang sangat ketat, maka partai Ummat tidak mudah untuk lolos di parlemen.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hendra Gunawan
Dengan posisi seperti itu, partai baru bentukan Amien tidak mudah untuk merebut pemilih. Mungkin Amien berharap dapat merebut suara dari basis Muhammadiyah dan berharap dukungan dari golongan umat islam lainnya.
Tetapi nampaknya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, basis pemilih Muhammadiyah telah menyebar ke sejumlah partai. Sebagian preferensi pemilih Muhammadiyah menyalurkan aspirasinya ke PAN, sebagian lagi ke partai lain dimana sejumlah partai juga mengakomodir tokoh-tokoh Muhammadiyah yang tentu saja dapat menyedot suara Muhammadiyah.
Pun demikian umat islam yang tergabung dalam nahdlatul ulama (kalangan nahdliyin), Persis, LDII dan lain-lain telah menjadi rebutan sejumlah partai, tidak hanya partai islam tapi juga partai nasionalis.
Oleh karenanya, sebagai pendatang baru, partai besutan Amien Rais harus bekerja keras untuk merebut ceruk pemilih yang sudah 'terkavling' itu.
"Salah satunya, perlu membuat deferensiasi dan gebrakan luar biasa yang membedakan dari yang lain. Jika gagal membangun deferensiasi dan gebrakan program yang dapat menarik simpati, maka sulit bagi Amien Rais dan koleganya meloloskan partainya ke senayan," papar Karyono.
Dari situ, ada kecenderungan kuat Amien akan mengambil sikap oposisi diametral dan non kompromis dengan pemerintahan Jokowi, sebagai salah satu pembeda.
Namun demikian, perjuangan Amien, dkk belum tentu mulus karena harus bersaing dengan PKS, Demokrat dan PAN yang berada di luar koalisi pemerintah.
"Dengan demikian, posisi partai Ummat berada dalam kondisi dilema," imbuhnya.
Nampaknya, tidak hanya figurnya, sikap politik dan pemikiran Amien berpotensi akan mendominasi gerak partai tersebut.
Sehingga Ibarat kapal, kemana akan berlabuh, akan tergantung kepada nahkodanya, yaitu Amien Rais.
Namun, menggantungkan kepada sosok Amien Rais ada plus minusnya. Plusnya mungkin masih bisa menampung suara yang kecewa dengan PAN pimpinan Zulkifli Hasan dan sebagian suara yang tidak puas dengan pemerintah saat ini.
"Sedangkan minusnya adalah menurunnya pamor Amien Rais dan meningkatnya sentimen negatif terhadap sosok yang menjadi salah satu lokomotif reformasi tersebut," tutup Karyono.