Dies Natalis ke-3 Polteknaker: Tantangan Sistem Pendidikan Vokasi Terhadap Kebutuhan Industri
Menaker Ida Fauziyah menjelaskan bahwa ada beberapa strategi Kemnaker menghadapi transformasi ketenagakerjaan akibat revolusi industri 4.0 dan dampak
Editor: Johnson Simanjuntak
Selain itu hadir pimpinan perguruan tinggi Vokasi atau yang mewakili, Dr. Achmad S. Ruky, MBA selaku ketua dewan penasehat GNIK, Yunus Trionggo Ketua dewan pengarah GNIK, Mahmud Samuri, M.Pd ketua dewan pelaksana GNIK, APINDO dan KADIN serta perwakilan pimpinan kawasan industri, media, serta seluruh sivitas akademika Polteknaker dan para pimpinan pendidikan vokasi se Indonesia.
Mampu Bergerak Cepat
Sekretaris Jenderal (Sekjend) Kemnaker RI, Anwar Sanusi Ph.D sangat mendukung kegiatan seperti ini karena menghadirkan pejabat otoritas yakni Dirjen Pendidikan Vokasi Kemdikbud Wikan Sakarinto, PhD.
Anwar Sanusi, PhD berharap Dirjen Vokasi dapat terus membantu Polteknaker sebagai lembaga pendidikan vokasi yang baru.
Sehingga ke depan dapat meluluskan aset-aset bangsa yang terampil, dan mampu mengembangkan keterampilannya. Sekjend Kemnaker berharap agar Dirjen Vokasi mendukung Polteknaker agar mampu bergerak cepat, sehingga outputnya mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja.
Sekjend juga mendukung konsep kampus merdeka yang digagas Kemdikbud sebagai upaya untuk mencetak sumber daya yang dibutuhkan dunia kerja.
Dirjen Vokasi Wikan Sakarinto, mengatakan bahwa yang dibutuhkan saat ini bukan hanya hard skill, tetapi soft skill untuk menghadapi era disrupsi. Ia mengharapkan Polteknaker dapat menciptakan sumber daya yang mempunyai soft kill, hard skill dan karakter yang berkualitas untuk meningkatkan kompetensi.
Harapannya untuk polteknaker adalah dengan menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri, oleh karena itu kurikulum dan cara mengajar harus sesuai dengan kebutuhan industri, maka seharisnya Kurikulum harus agile, adaptif dan fleksibel. Bahkan dosen diharapkan juga dapat melakukan pemagangan di industri.
Ketua Dewan Pengarah GNIK, Yunus Trionggo berharap terjadi “Duet maut” antara Kemnaker dengan Kemdikbud dalam rangka membangun SDM ketenagakerjaan khususnya di Polteknaker.
Oleh karena itu, perlu dibangun satu ekosistem dan kolaborasi yang bagus, yang dalam hal ini GNIK sebagai sebuah gerakan volunteer terus mendukung Polteknaker untuk terus mengembangkan kualitas dan mutu pendidikan sehingga lulusannya mampu bersaing dalam pasar kerja.
Sesuai dengan tema yang diangkat mengejar ketertinggalan kesiapan SDM Indonesia dalam persaingan global, tidak ada jalan lain selain akselerasi. Kemnaker RI menerapkan strategi peningkatan kompetensi SDM dan penanganan jumlah pengangguran terbuka yang meningkat dengan adanya pandemi Covid-19.
Covid-19 menjadi peluang untuk transformasi manusia Indonesia, karena semua bangsa mengalami re-setting SDM ke titik nol pertumbuhan ekonomi melemah, pengangguran melonjak drastis, sementara digitalisasi dan disrupsi berjalan terus tanpa bisa dibendung.
Sejalan dengan tujuan tersebut , maka dengan adanya Webinar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-3 Politeknik Ketenagakerjaan sekaligus Grand Opening Mega Digitalk Gnik dengan tema
"Tantangan Sistem Pendidikan Vokasi Terhadap Kebutuhan Industri" yang dihadiri dan dibuka langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan RI, Dr.Dra.Hj. Ida Fauziyah, M.si diharapkan menjadi wadah dalam menghadapi Indonesia Emas 2045 yang sudah di depan mata. Mari bergegas dan bersiap untuk jadikan bonus demografi sebagai peluang menjadi negara berkekuatan ekonomi terbesar urutan ke 5 di dunia.