PROFIL Muchtar Pakpahan, Tokoh Buruh Peraih Penghargaan Internasional, Tak Gentar Walau Kerap Dibui
Profil dan sepak terjang tokoh buruh nasional, Muchtar Pakpahan. Sosoknya peraih penghargaan internasional yang tak gentar meski masuk bui.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
Jasanya yang tak gentar keluar masuk penjara demi menyejahterahkan kaum buruh disoroti.
Ia pun mendapat penghargaan internasional dari negeri Belanda, Geuzenpenning.
Adapun, Geuzenpenning adalah penghargaan Belanda yang diberikan kepada orang atau organisasi yang telah memperjuangkan demokrasi dan melawan kediktatoran, rasisme, dan diskriminasi.
Dalam laman resminya pada 1998, Geuzenpenning menuliskan Muchtar Pakpahan sempat mengajar di universitas di Medan dan Jakarta hingga tahun 1990 dan bekerja sebagai jurnalis di berbagai majalah.
Dalam tulisan pada 1998 itu, Muchtar sempat ditangkap pada tahun 1994 setelah terjadi kerusuhan industri di Medan dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara.
Baca juga: Minta Keadilan, Buruh Menolak Tunjangan Hari Raya Kembali Dicicil
Kemudian, Muchtar dibebaskan dalam waktu singkat, tetapi tidak lama kemudian ditahan lagi jika terjadi kerusuhan baru.
Sejak itu, menjadi jelas bahwa Muchtar dituntut atas ide-ide politik dan sosialnya dan bukan atas tindakan damai-nya.
- George Meany Award dari AFL CIO USA (1997)
- Rule of Law Award dari ABA USA (1997)
- Peace of Justice Award dari Rainbow Push Coalition (1997)
- Honoris Causa dari Dickenson College (1997)
- Geuzenpenning from Netherlands (Mach 1998)
- Labor Right Defender Award from CLC Canada (June 1998)
- Labor Right. Defender, from the Presiden of france and Secretary
- General of UNO when celebrating 50 year human right declaration, 10 December 1998 in Paris.
- Time Magazine's Asia's 100 most influential people of 1996
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)