Ketua PBNU Berikan Strategi Berantas Terorisme, Sebut Ajaran Wahabi dan Salafi Jadi Pintu Masuknya
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatlul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj menyampaikan sebuah strategi jika ingin memberantas terorisme di Indonesia.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Sementara penentang ajaran ini, menyebut Wahabi sebagai gerakan sektarian yang menyimpang dan sebuah distorsi dalam ajaran Islam.
Baca juga: Tersangka Teroris Condet dan Bekasi Berencana Rakit 100 Bom Low Hingga High Explosive di Rumah
Baca juga: Kata Tetangga, Terduga Teroris di Bekasi Tutup Bengkel Saat Ikut Aksi 212
PBNU Ajak Pemuka Agama Kampanyekan Lawan Radikalisme
Diwartakan Tribunnews.com, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdatlul Ulama Helmy Faishal Zaini mengajak para pemuka agama untuk proaktif dalam mengampanyekan gerakan melawan ektremisme dan radikalisme.
Pernyataan Helmy Faishal Zaini tersebut merespon persitiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Selawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).
"Mengajak segenap pemuka agama untuk proaktif dalam mengampanyekan gerakan melawan ektremisme dan radikalisme."
"Tokoh agama memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan-pesan menyejukkan," kata Helmy Faishal Zaini dalam pesan tertulis yang diterima Tribunnews.com.
Baca juga: KSP Minta Hentikan Pembentukan Opini Konspirasi Terkait Aksi Terorisme di Makassar
Baca juga: Rumah Terduga Teroris di Condet Digeledah Polisi, Ketua RW Lihat Ada Kartu Keanggotaan FPI
Selain itu, Helmy juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Apalagi terhadap informasi yang beredar dan masih belum bisa dipastikan kebenarannya.
Hal itu dilakukan agar nantinya tidak memperkeruh suasana.
"Mengimbau kepada masyarakat dan segenap warga untuk tetap tenang dan tidak teprovokasi sehingga melakukan hal-hal yang justru dapat memperkeruh suasana. Kita serahkan proses pengusutan sepenuhnya kepada aparat keamanan," katanya.
Baca juga: Polri Sebut Dua Tersangka Teroris Bom Makassar Berbaiat Kepada Kelompok JAD di Markas FPI
Baca juga: Densus 88 Masih Dalami Keterkaitan 4 Terduga Teroris di Jakarta-Bekasi dengan FPI dan Bom Makassar
Kekerasan Tak Diajarkan di Agama Apapun
Helmy Faishal Zaini mengecam peristiwa pengeboman yang terjadi di Gereja Katedral Makassar.
Menurutnya segala bentuk tidak kekerasan karena adanya perbedaan tidak diajarkan dalam agama apapun.
"Mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap memiliki perbedaan. Kekerasan bukanlah ajaran dari suatu agama apapun," katanya.
Baca juga: Selain 5 Bom Aktif, Terduga Teroris yang Ditangkap di Bekasi Simpan 1,5 Kg TATP dan Bahan Lain
Baca juga: Kebodohan Dalam Baragama adalah Akar Kejahatan Teroris!