Strategi Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Produksi Susu Segar dalam Negeri
Diperlukan regulasi dari pemerintah mengenai penggunaan lahan Perhutani dan Perkebunan Nusantara untuk penanaman Hijauan Pakan Ternak
Editor: Eko Sutriyanto
Upaya perbaikan dari sektor hulu ke hilir tentunya harus mendapat sorotan dari berbagai pemangku kepentingan.
Dari sisi peternakan, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) Fini Murfiani mengatakan pentingnya optimalisasi dari hulu, pengembangan usaha hingga hilirisasi.
“Kebijakan dan strategi pemerintah di bidang persusuan nasional untuk di sektor hulu ada program Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri), rearing, program kemitraan hingga insentif investasi,” ujar Fini.
“Untuk pengembangan usaha peternak sapi perah, para peternak termasuk yang terdepan untuk akses kredit bersubsidi, termasuk KUR. Pengembangan perluasan orientasi usaha, penguatan hilirisasi, asuransi bersubsidi dan yang sudah diakses secara mandiri,” tambah Fini.
Pakar Peternakan dan Industri Susu Tridjoko Wisnu Murti mengatakan pentingnya konsumsi susu dalam upaya mencetak generasi Indonesia maju di masa mendatang.
Menurutnya, sumber daya manusia (SDM) harus benar-benar diperhatikan agar tidak menjadi beban demografi di masa mendatang.
“Kalau menghadapi masyarakat 5.0 gizinya tidak cukup akan mempengaruhi kualitas manusianya.
Gizi kurang, mutu rendah nantinya akan menjadi beban demografi. Kalau gizinya cukup dan sehat, anak cerdas dan produktif, mutu SDM tinggi akan menjadi aset dan mengisi masa bonus demografi di masa yang akan datang," katanya.
Dibutuhkan sebuah program yang dapat mendorong konsumsi susu sejak dini, salah satunya dengan program minum susu untuk anak sekolah.
Menurutnya, sudah banyak dampak positif yang dihasilkan, bahkan 120 negara di dunia telah menjalankan program tersebut.
“Segeralah realisasi program minum susu untuk anak sekolah. Dampaknya banyak sekali. Melalui Hari Susu Nusantara ini mohon tidak berhenti dan hanya demonstrasi minum susu saja, tetapi benar-benar menjadi program semisal konsumsi susu dua kali dalam seminggu,” tambah Tridjoko.
Hal ini pun diamini oleh Fini Murfiani.
Dia mendukung untuk dilakukan reaktivasi Program Makanan Tambahan Untuk Anak Sekolah (PMTAS).
“Sangat mendukung peran pemerintah daerah untuk mengaktifkan kembali Program Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMTAS) untuk generasi mendatang yang lebih baik,” tutup Fini.