Indonesia Berhasil Keluar dari Resesi, Ketua Banggar DPR Apresiasi Tim Ekonomi Jokowi
Said Abdullah mengapresiasi kinerja tim ekonomi dan keuangan pemerintahan Presiden Joko Widodo yang berhasil membawa Indonesia keluar resesi
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Sanusi
Sektor transportasi dan pergudangan yang terpukul akibat pandemi juga mengalami pertumbuhan.
Sektor ini tumbuh 25,10% (y o y), sumbangan terbesarnya adalah pertumbuhan angkutan udara yang mencapai 137,74%, dan angkutan rel 67,19%.
“Sejalan dengan pertumbuhan sektor transportasi, sektor hotel dan restoran juga tumbuh 21,58% (y o y). perhotelan tumbuh 45,07% dan restoran tumbuh 17,88%,” imbuhnya.
Dari sisi pengeluaran terangnya, tingkat konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 57% PDB keluar dari zona resesi.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,93%, jika pada kuartal sebelumnya masih -2,22%.
Bahkan pencapaian konsumsi rumah tangga ini melebihi pencapaian disepanjang tahun 2019 dan 2020.
Meskipun dibanyak sektor mengalami pencapaian yang menggembirakan, namun masih banyak pekerjaan yang harus dihadapi pada dua kuartal mendatang di tahun 2021.
Beberapa tantangan itu antara lain;
Pertama, sejak 3 Juli 2021 hingga rencananya 9 Agustus 2021 pemerintah kembali memberlakukan kebijakan PPKM Darurat disegenap wilayah, yang awalnya mencakup Jawa Bali, kemudian diturunan areanya beberapa kota, dengan membuat level PPKM. Namun banyak daerah yang masih dalam area level 4 PPKM.
Kebijakan ini sebagai langkah pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan covid19 yang mulai naik di bulan Mei 2021.
“Saya memperkirakan kebijakan ini akan mengakibatkan pelambatan ekonomi kita di kuartal III 2021 dan akan masuk ke level kontraksi 1,7- 2%,” jelasnya.
Kedua, agar tingkat kontraksi ekonomi pada kuartal III 2021 tidak terlalu dalam maka pemerintah harus disiplin mencapai target penurunan covid19 dengan kebijakan PPKM ini.
“Dengan keberhasilan pengendalian covid19 dan PPKM tidak diperpanjang, maka saya perkirakan pada kuartal IV 2021, pertumbuhan ekonomi bisa kembali ke zona positif pada kisaran 4,7 -5,2%,” ulasnya.
Ketiga, seiring makin besarnya tingkat kasus positif covid19 di desa-desa, ditambah dengan data BPS yang menunjukkan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan terkontraksi 8,16% maka harus diantisipasi oleh pemerintah agar tidak berdampak serius terhadap ketahanan pangan nasional.