Indonesia Berhasil Keluar dari Resesi, Ketua Banggar DPR Apresiasi Tim Ekonomi Jokowi
Said Abdullah mengapresiasi kinerja tim ekonomi dan keuangan pemerintahan Presiden Joko Widodo yang berhasil membawa Indonesia keluar resesi
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Sanusi
Sebab bila kasus positif covid19 di desa meningkat, ditengah pertumbuhan tanaman pangan yang terkontraksi, maka akan berdampak ganda yakni akses layanan kesehatan di desa tidak sebanyak di kota, yang berakibat tingkat fatalitas akibat covid19 lebih tinggi dan terganggunya suplai pangan nasional.
“Keduanya harus diantisipasi oleh pemerintah,” terangnya.
Keempat, sebagai akibat dampak PPKM, pemerintah harus mengefektifkan program bantuan sosial, khususnya untuk keluarga miskin.
Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan kontraksi kembali terhadap tingkat konsumsi rumah tangga.
“Untuk menopang rumah tangga menengah atas, pemerintah perlu mendorong kebijakan insentif perpajakan yang memungkinkan spending mereka lebih besar lagi, agar tingkat konsumsi rumah tangga terjaga dengan baik di zona positif pada kuartal berikutnya,” jelasnya.
Kelima, seiring dengan meningkatnya laju ekspor dan impor, dimana pada kuartal II 2021 ekspor tumbuh 31,78% (y o y) dan impor tumbuh 31,22% (y o y), maka pemerintah perlu mengantisipasi agar berbagai kegiatan ekspor impor yang menopang PDB dari sisi pengeluaran cukup tinggi maka berbagai kejadian seperti kelangkaan peti kemas, layanan Customs Excise Information System and Automation (CEISA) pada Ditjen Bea Cukai tidak lagi bermasalah, termasuk berbagai kegiatan pungli yang sempat ditemukan oleh Presiden Joko Widodo.
Keenam, pemerintah perlu mengantisipasi kebijakan tapering off (pengetatan moneter) yang rencananya akan dilakukan oleh The Fed pada Oktober 2021 mendatang, bila ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan perbaikan.
Pemulihan ekonomi AS ini juga mendorong kemungkinan capital outflow pada pasar keuangan nasional yang konsekuensinya akan menekan rupiah.
Namun peluangnya potensi ekspor nasional akan meningkat, sebab AS adalah pasar ekspor tradisional kita. Total ekspor kita ke AS pada tahun 2021 sebesar 12% dari total ekspor.
“Sekali lagi, saya minta pemerintah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi kita disepanjang tahun 2021 agar dapat bertahan pada kisaran 3,3-3,8% dengan mempertimbangkan segala tantangan yang akan kita hadapi pada dua kuartal mendatang,” pungkasnya.