Soal Kapal China di Laut Natuna: Tanggapan TNI, Puan Maharani, hingga Kritik untuk Prabowo dan Luhut
Aktivitas kapal perang China di Perairan Natuna, Kepulauan Riau menjadi perhatian sejumlah pihak. Begini penjelasan TNI hingga kritik dari DPR RI.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Adanya aktivitas kapal perang China di Perairan Natuna, Kepulauan Riau menjadi perhatian sejumlah pihak.
Diketahui beredar video dari nelayan Indonesia yang merekam adanya enam kapal asing di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.
Aktivitas kapal China yang diabadikan pada Senin (13/9/2021) lalu itu membuat nelayan mengeluh dan khawatir.
Baca juga: Kapal Perang China Berkeliaran di Laut Natuna, Ketua DPR: Jaga Kedaulatan!
Penjelasan TNI
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) 1 Laksamana Muda TNI, Arsyad Abdullah mengatakan para nelayan Indonesia tidak perlu khawatir saat memancing dan berlayar di dalam ZEE Indonesia.
"Di wilayah klaim ZEE ini, nelayan Indonesia boleh saja, karena ini merupakan hak berdaulat kita. Jadi, kita punya hak untuk melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi," ujar Arsyad, Kamis (16/9/2021), dikutip dari Kompas.com.
Terkait keberadaan kapal asing di wilayah Natuna, Arsyad menyebut hal itu adalah sesuatu yang wajar dan biasa terjadi.
Arsyad menjelaskan kapal asing yang sekadar melintas disebut dengan lintas damai.
"Untuk melaksanakan lintas damai, semua negara punya hak di sini."
"Jadi bisa saja nanti di sini kita menjumpai ada kapal perang asing, ada kapal pemerintah asing, ya itu sah-sah saja, selama dia melaksanakan lintas damai," kata Arsyad.
Baca juga: Amankan Laut Natuna Utara, TNI AL Kerahkan 5 KRI Secara Bergantian
Menurut Arsyad yang terpenting kapal-kapal asing tersebut tidak masuk tanpa izin ke dalam batas teritorial, yakni 12 mil dari garis pantai.
"Sampai sejauh ini, kapal perang asing Amerika, China, kita selalu deteksi."
"Namun dia hanya melintas. Jadi melintasi landas kontinen, ada yang menuju Singapura, atau dari Singapura menuju timur laut, dan dalam semigggu kadang ada, kadang tidak ada. Ini merupakan perairan internasional," ujar Arsyad.
Tanggapan Puan Maharani