Siapa yang Bakal Jadi Ketua Umum PBNU? Gus Yahya atau KH Said Aqil? Berikut Profil & Rekam Jejaknya
Proses pemilihan Ketua Umum PBNU masih berlangsung, hingga kini terdapat dua nama yang sudah ditetapkan sebagai calon ketum.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, pria kelahiran 16 Februari 1966 ini merupakan saudara dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
Gus Yahya juga merupakan putra dari salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Muhammad Cholil Bisri.
Dirinya merupakan seorang kiai, ulama, dan tokoh NU yang saat ini menjabat sebagai Katib Aam PBNU.
Gus Yahya juga merupakan pengasuh pondok pesantren Roudlotut Tholibien, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Diambil dari Wikipedia, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Pada 31 Mei 2018, Gus Yahya dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta.
Sementara, dikutip dari Kompas TV, Gus Yahya pernah menempuh pendidikan di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah, berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta.
Dirinya juga pernah berkuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Gus Yahya pun di publik internasional terkenal sebagai representasi Islam yang moderat.
Kegemarannya itu pula yang membuatnya menuai kontroversi karena memenuhi undangan untuk pergi ke Israel, yang dilayangkan American Jewish Committee (AJC) Global Forum pada 2018 lalu.
Bagi sebagian kalangan, langkah itu dianggap tidak selaras dengan komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.
Baca juga: Beredar Kabar Vaksinasi Anak 6-11 Jadi Kelinci Percobaan, Satgas Covid-19 Tegaskan Itu Isu Hoaks
Meski demikian, Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini beranggapan bahwa langkah itu selaras dengan yang pernah dilakukan Gus Dur, untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat diplomasi segala cara.
Kekagumannya kepada Gus Dur pun menjadi jargonya maju sebagai calon Ketua Umum PBNU, yakni Menghidupkan Gur Dur.
Jargon tersebut kemudian dibukukan, Menghidupkan Gus Dur: Catatan Gus Yahya Kenangan Yahya Staquf oleh penulis kenamaan, AS Laksana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.