Siapa yang Bakal Jadi Ketua Umum PBNU? Gus Yahya atau KH Said Aqil? Berikut Profil & Rekam Jejaknya
Proses pemilihan Ketua Umum PBNU masih berlangsung, hingga kini terdapat dua nama yang sudah ditetapkan sebagai calon ketum.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
Tahun 2010 terpilih secara demokratis sebagai Ketua Umum PBNU masa hidmat 2010-2015 dalam Muktamar NU dan terpilih kembali di tahun priode 2015-2020 hasil Muktamar di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Said Aqil adalah satu di antara banyak Ketua Umum PBNU yang cukup berhasil memimpin NU dengan banyak terobosan-terobosan di bidang kemajuan warga Nahdliyyin.
Ia mempunyai konsistensi sikap dalam garis marjaiyyah dan qorroroh ke-NU-anya, serta kiprahnya dalam konstelasi politik nasional cukup mewarnainya.
Dedikasinya di pendidikan ia tumpahkan dalam rutinitas mengajar ngaji layaknya kiai salaf umumnya dengan membacakan kitab-kitab kuning kepada santri yang diasuhnya.
Disamping itu, ia juga menjadi guru besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan menjadi pembicara pada seminar-seminar internasional di beberapa negara.
Kang Said, disebut sebagai figur kiai yang jujur, istiqomah bersikap tawadlu’, qona’ah, kharismatik, dan sesekali terkadang kontroversial, seakan tak bergeser dari kehebatan seorang Gus Dur yang populer dan luar biasa.
Gus Dur menjuluki Kang Said ini adalah “kamus berjalan“, dikarenakan ia mampu menulis disertasi dengan daftar pustaka 1000 kitab dan buku.
Pendidikan
- Madrasah Tarbiyatul Mubtadi’ien Kempek Cirebon
- Hidayatul Mubtadi’en Pesantren Lirboyo Kediri, 1965-1970
- Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta,1972-1975
- S1, Ushuluddin dan Dakwah, Universitas King Abdul Aziz, 1982
- S2, Perbandingan Agama, Universitas Umm al-Qura, Mekah, 1987
- S3, Aqidah dan Filsafat Islam, University of Umm al-Qura, Mekah, 1994
Baca juga: Profil Habib Bahar bin Smith, Ulama Asal Manado yang Penuh Kontroversi
Baca juga: Profil Eggi Sudjana, Dilaporkan soal Dugaan Ujaran Kebencian, Pernah Jadi Tersangka Makar
Karier
- Sekertaris PMII Rayon Krapyak, Yogyakarta, 1972-1974
- Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah, 1983-1987
- Tim ahli bahasa Indonesia, Surat Kabar Harian Al-Nadwah Mekah,1991
- Dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ),1995-1997
- Dosen pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1995
- Wakil Katib ‘aam PBNU, 1994-1998
- Wakil Direktur Universitas Islam Malang (Unisma),1997-1999
- Katib ‘Aam PBNU, 1998-1999
- Penasihat fakultas di Universitas Surabaya (Ubaya), 1998
- Wakil ketua dari lima tim penyusun rancangan AD /ART PKB,1998
- Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (Gandi),1998
- Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB), 1998
- Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI, 1998
- Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei,1998
- Ketua TGPF Kasus pembantaian Dukun Santet Banyuwangi,1998)
- Dosen luar biasa di Institut Islam Tribakti Lirboyo Kediri, 1999
- Penasehat PMKRI, 1999
- Ketua Panitia Muktamar NU XXX di Lirboyo Kediri,1999
- Penasehat Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI), 2001
- Anggota Kehormatan MATAKIN, 1999-2002
- Dosen Universitas NU Solo, 2003
- Dosen Pascasarjana ST Ibrahim Maqdum, Tuban, 2003
- Rais Syuriah PBNU,1999-2004
- Ketua PBNU, 2004
- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), 2010-2015
- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), 2015-2020
Penghargaan
Said Aqil Siradj masuk dalam jajaran tokoh paling berpengaruh di dunia.
Ia menduduki urutan ke-20.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Yurika/Muhamad Nandri Prilatama) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa) (Kompas TV/Hedi Basri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.