Deretan Kontroversi Arteria Dahlan, Minta Copot Kajati Berbahasa Sunda hingga Umpat Kemenag
Berikut deretan kontroversi Arteria Dahlan yaitu dari meminta mencopot Kajati berbahasa Sunda hingga mengumpat Kemenag.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Inza Maliana
Arteria bahkan menunjuk-nunjuk Emil Salim ketika sambil berbicara.
“Nggak pernah dikerjakan Prof, Prof tau nggak? Saya di DPR, Prof,” ucap Arteria.
Ia pun bahkan menyebut Emil Salim sebagai sosok yang sesat.
“Mana Prof? Prof sesat. Ini namanya sesat,” tambahnya.
Bahkan ketika salah satu narasumber lain menjelaskan yaitu dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari, lagi-lagi Arteria Dahlan tetap ngotot dan terkesan meremehkan.
“Bukan.. kamu (Feri Amsari) tau apa lagi,” kata Arteria.
2. Minta Penegak Hukum Tidak di OTT KPK
Kontroversi lain yang dilakukan oleh Arteria adalah ketika ia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi untuk tidak melakukan operasi tangkap tangan (OTT) kepada penegak hukum yaitu polisi, jaksa, dan hakim.
Hal tersebut ia ucapkan ketika dalam diskusi bertajuk Hukuman Mati bagi Koruptor, Terimplementasikah? pada 18 November 2021.
Arteria menyatakan karena penegak hukum adalah representasi simbol negara.
“Saya pribadi, saya sangat meyakini yang namanya polisi, hakim, jaksa itu tidak boleh di-OTT.”
“Bukan karena kita pro-koruptor tetapi karena mereka adalah simbol-simbol negara di bidang penegakan hukum,” ucap Arteria.
Ucapan dia pun menimbulkan respon bahkan dari partai yang menaunginya, PDI-Perjuangan.
Dikutip dari Tribunnews, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menilai mungkin Arteria sedang keseleo lidah dan kelelahan.