Menhan Prabowo: Pembelian Jet Tempur Rafale Tinggal Aktifkan Kontrak, F-15 EX Masih Negosiasi
"Rafale yang sudah agak maju. Rafale sudah agak maju, saya kira tinggal mengaktifkan kontrak saja," kata Prabowo.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada tahun 2022 ini Kemhan membuat sejumlah kebijakan pertahanan.
Di antaranya pembangunan postur TNI, perwujudan pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar dan penguatan pertahanan di wilayah selat-selat strategis.
Kendati demikian, Prabowo mengatakan sejumlah kebijakan itu masih dapat berubah seiring perkembangan serta munculnya ancaman bagi negara.
"Seiring dengan perkiraan munculnya berbagai ancaman sebagaimana dampak pertumbuhan lingkungan strategis, beberapa sasaran kebijakan mengalami perubahan," kata Prabowo.
Adapun terkait rencana pembelian pesawat tempur generasi 4,5, yakni Dassault Rafale buatan Perancis, Prabowo mengatakan rencana itu terus berproses.
Ia menyebut pembelian itu tinggal mengaktifkan kontrak.
"Rafale yang sudah agak maju. Rafale sudah agak maju, saya kira tinggal mengaktifkan kontrak saja," kata Prabowo.
Soal rencana pembelian Rafale itu sebelumnya diketahui lewat pertemuan pada 22 Oktober 2021 antara Prabowo dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly.
Dikutip dari akun Twitter resmi Kementerian Pertahanan Prancis, Prabowo dan Florence Parly akan melanjutkan pembahasan kerja sama pertahanan yang sudah disepakati kedua negara pada 2017.
Kerja sama tersebut meliputi 3 bidang, yakni operasional, pelatihan, dan kemampuan.
Dilansir Defenseworld.net, Prabowo dan Florence Parly sebelumnya juga telah melakukan pertemuan pada Januari 2020.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo telah melakukan pembicaraan lanjutan dengan Florence Parly untuk pembelian pesawat jet tempur Rafale, kapal selam Scorpene dan korvet Gowind.
Kepada Florence, Prabowo mengungkapkan ketertarikan Indonesia untuk memperoleh 48 jet Rafale hingga 4 kapal selam Scorpene yang dipersenjatai dengan rudal Exocet SM39 dan dua korvet Gowind seberat 2.500 ton.
Pembelian alutsista tersebut diperkirakan bernilai USD 25-28 miliar.