Demam setelah Vaksinasi Booster Covid-19, Ketahui Efek Samping Vaksin
Efek samping vaksin Covid-19 dapat terjadi secara sistemik dan lokal, rata-rata gejala setelah vaksinasi hampir sama, termasuk vaksin booster.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Sedangkan orang yang mengalami reaksi alergi parah setelah menerima vaksin Johnson & Johnson's Janssen (J&J/Janssen) Covid-19, tidak boleh menerima dosis vaksin itu lagi.
Untuk meringankan efek samping yang parah, sebaiknya segera menghubungi dokter.
Hal ini sangat penting agar dapat mengerti penggunaan obat yang dijual bebas, seperti ibuprofen, asetaminofen, aspirin (hanya untuk orang berusia 18 tahun atau lebih), atau antihistamin untuk setiap rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dialami setelah divaksinasi.
Mereka dapat menggunakan obat-obatan ini untuk menghilangkan efek samping, jika mereka tidak memiliki alasan medis lain yang melarang menggunakan obat-obatan ini secara normal.
Selain itu, mereka juga dapat meminta saran dari penyedia layanan kesehatan anak tentang penggunaan pereda nyeri non-aspirin dan langkah-langkah pengobatan lain yang dapat dilakukan di rumah.
Jika seseorang menerima Vaksin Booster, reaksi yang dilaporkan setelah mendapatkan vaksin booster dapat serupa dengan yang terjadi pada dosis pertama dan kedua.
Seperti yang disebutkan di atas, demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri di tempat suntikan adalah efek samping yang paling sering dilaporkan.
Secara keseluruhan, sebagian besar efek sampingnya ringan hingga sedang.
Adapun efek samping parah sangat jarang terjadi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Vaksin Pfizer