Pemerintah Percepat Vaksinasi untuk Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19, Luhut Imbau Masyarakat Tak Panik
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan sejumlah langkah yang diambil pemerintah untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Mulai dari percepapatan vaksinasi Covid-19 hingga mendorong penggunaan layanan telemedisin.
Hal tersebut dilakukan karena tren kenaikan Covid-19 kembali terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.
Di mana jumlah kasus baru Corona mencapai 36.057 pasien per 6 Februari 2022.
Angka tersebut, meningkat dari jumlah kasus baru sebelumnya, Sabtu (5/2/2022), yakni 33.729.
Baca juga: DKI Jakarta, Banten, Bali Miliki Kasus Covid-19 Melebihi Puncak Gelombang Delta
“Tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia meningkat sangat pesat.”
“Namun, secara umum dampak terhadap rumah sakit dan kematian masih relatif lebih kecil daripada varian Delta,” kata Luhut dalam Keterangan Pers Ratas Evaluasi PPKM secara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/2/2022).
Lebih lanjut, Luhut memberikan contoh wilayah Provinsi DKI Jakarta yang kasusnya meningkat, tetapi jumlah perawatan di rumah sakit lebih rendah daripada varian Delta.
“Sebagai contoh, kenaikan kasus Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta, Jabar, dan Banten meningkat sangat pesat, namun angka perawatan rumah sakit dan angka kematian relatif rendah dibandingkan gelombang Delta,” ucapnya.
Namun, kata Luhut, Provinsi Bali perlu mendapatkan perhatian khusus karena terdapat tren penambahan kasus yang melebihi puncak Delta.
Meski demikian, pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi lonjakan kasus Omicron.
“Pemerintah telah mengambil langkah-langkah persiapan untuk mengantisipasi gelombang Omicron."
“Masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa sesuai aturan Prokes dan kebijakan PPKM,” jelas luhut.
Baca juga: Covid Melonjak, Pawai Ogoh-Ogoh Terancam Ditunda
Pemerintah Siapkan Kebijakan Antisipasi Lonjakan Kasus Covis-19
Berdasarkan keterangan Luhut, ada beberapa kebijakan yang disiapkan pemerintah untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Mulai dari percepapatan vaksinasi hingga mendorong penyediaan fasilitas penginapan khusus para tenaga kesehatan (Nakes).
Pertama, pemerintah mendorong percepatan vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat Indonesia.
“Pemerintah mengambil kebijakan, mendorong percetan vaksinasi, terutama dosis dua untuk para lansia dan kelompok rentan lainnya.”
“Kemudian, penyediaan vaksin booster yang cukup untuk masyarakat,” ucap Menko Marves.
Kedua, meningkatkan fasilitas kesehatan di rumah sakit, termasuk jumlah tempat tidur.
Ketiga, mengaktifkan fasilitas isolasi terpusat untuk merawat pasien tanpa gejala atau OTG dan gejala ringan sehingga tidak membebani rumah sakit.
Keempat, mendorong penyediaan fasilitas penginapan khusus para nakes.
“Diharapkan (para nakes) menginap dekat rumah sakit, sehingga mereka bisa proteksi kesehatannya dan tidak tertular,” ungkap Luhut.
Kelima, mengenai perawatan di rumah sakit, sesuai arahan Presiden, hanya gejala sedang, berat, dan kritis yang masuk rumah sakit, sisanya masuk isolasi terpusat.
Keenam, Pemerintah akan mendorong secara masif penggunaan telemedisin untuk masyarakat yang memiliki gejala ringan.
Baca juga: Baru 4 Provinsi Luar Jawa Bali yang Persentase Dosis Kedua Vaksinasi di Atas 60 Persen
DKI Jakarta, Banten, Bali Miliki Kasus Covid-19 Melebihi Puncak Gelombang Delta
Diberitakan Tribubnnews.com, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, ada tiga provinsi yang memiliki jumlah kasus Covid-19 saat ini melebihi jumlah kasus Covid-19 saat gelombang Delta lalu.
Tiga provinsi tersebut, yakni DKI Jakarta, Banten, dan Bali.
"Kami konfirmasikan sekarang ada tiga provinsi yang jumlah kasusnya melebihi jumlah kasus gelombang Delta yang lalu," ujar Menkes dalam konferensi pers, Senin (7/2/2022).
Ia menerangkan, pertama DKI Jakarta, kasusnya kemarin sudah mencapai 15.800, padahal puncak tertingginya DKI sebelumnya 14.600.
Provinsi Banten kasusnya mencapai 4.800, padahal di gelombang Delta yang paling tinggi 3.900 kasus.
Lalu, provinsi Bali yang jumlah kasus yang sudah cepat 2.000 sementara tertinggi digelombang Delta di atas 1.900 kasus.
"Ketiga provinsi ini kasus hariannya sudah melebihi dari puncak Delta. Angka yang dirawat di rumah sakit masih di sekitar 30 persen sampai 50 persen," imbuh mantan dirut Bank Mandiri ini.
Menkes pun mengingatkan, agar semua pihak tak panik melihat lonjakan kasus ini.
Pasalnya, meski kasus tinggi tingkat hunia rumah sakit tercatat rendah.
"Tidak usah panik kalau melihat jumlah kasus naik tinggi. Karena memang yang masuk rumah sakit dan wafat itu jauh lebih rendah dan bisa terkendali," ungkap Budi.
Belajar dari negara-negara lain, jumlah kasus akan naik lebih tinggi atau naik dua kali dari Delta.
"Yang penting kita bisa menjalankan terus protokol kesehatan agar yang masuk rmh sakit, wafat, di bawah rata-rata," pesannya.
Ia juga menegaskan agar penting untuk provinsi atau kota yang lagi naik agar memperketat protokol kesehatan, pakai masker, dan membatasi mobilitas.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Rina Ayu Panca Rini)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona