Kisah Pekerja Indonesia Asal Bali di Ukraina: Tidak Bisa Tidur dan Harus Bolak-Balik Bunker
Ni Wayan Era Rustini (26), Pekerja Migran Indonesia (PMI) trauma berkerja di Ukraina.
Editor: Srihandriatmo Malau
"Baru satu jam dapat tidur, terdengar suara ledakan. Sehingga kita harus cepat-cepat turun ke bunker."
"Di bunker itu sekitar satu hingga dua jam saja, karena di sana gelap dan oksigen terbatas."
"Kalau sudah tenang baru kembali lagi. Setelah kembali ke atas."
"Baru nyari posisi tidur, lagi terdengar bom. Sehingga harus turun lagi. Begitu seterusnya," jelas dia.
Sementara itu, lima PMI asal Karangasem juga kembali dari Ukraina ke kampungnya yakni Ni Komang Ayu Yuliantari asal Tengading Kecamatan Manggis, Ni Komang Wirati asal Desa Sinduwati Kecamatan Sidemen, Ni Ketut Mita Julianti dan Ketut Suartini asal Kecamatan Kubu, dan Ni Nengah Rikawati asal Sidemen.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaktrans) Karangasem, I Ketut Kanginan Subandi, mengatakaan, lima PMI asal Krangasem dijemput oleh keluarga didampingi Kabid Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja (P2TK) Disnaktrans, Senin (7/3) malam.
"Kondisi lima PMI sehat. Mereka mengaku bahagia lantaran bisa kembali ke kampung halaman. Petugas dari Disnakertrans Karangasem akan terus memantau kondisi bersangkutan," kata Kanginan Subandi, Selasa (8/3).
Terpisah, dua warga Tabanan yang merupakan PMI di Ukraina telah tiba di Bali, Senin malam. Mereka telah tiba dengan keadaan selamat dan telah dijemput oleh pihak keluarga masing-masing.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Tabanan, I Nyoman Putra menyebutkan, ada dua warga Tabanan yang menjadi PMI dengan tujuan bekerja di Ukraina. Sejak ada konflik Rusia dan Ukraina, para PMI asal Indonesia khususnya Bali telah dipulangkan.
Nyoman Putra menyebutkan, sesuai data yang diterima pihaknya dua orang warga Tabanan diantaranya Ni Komang Budiani (22) asal Desa/Kecamatan Selemadeg dan Ni Ketut Ayu Arsani (42) asal Desa Wanagiri kecamatan Selemadeg. (gus/mer/ful/mpa)