Big Data Luhut Terbantahkan, Survei SMRC: 85 Persen Pengguna Medsos Ingin Pemilu Tetap 2024
Dari survei yang dilakukan pada Maret 2022, hasilnya menunjukkan lebih dari 85 persen publik di media sosial tetap ingin Pemilu dilaksanakan pada 14
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei terkait klaim Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal big data 110 juta aspirasi publik di media sosial yang mendukung penundaan pemilu 2024.
Dari survei yang dilakukan pada Maret 2022, hasilnya menunjukkan lebih dari 85 persen publik di media sosial tetap ingin Pemilu dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani pun menyebut, klaim yang disampaikan Luhut Binsar itu pun terbantahkan dari hasil survei yang dimilikinya.
Hal itu disampaikan Deni saat rilis survei yang disiarkan kanal Youtube SMRC TV, pada Jumat (1/4/2022).
"Kita punya bukti disini, 85 persen dari pengguna media sosial justru ingin pemilu tetap diadakan pada 2024 dengan alasan Covid-19," kata Deni.
Sementara, hasil survei menunjukan bahwa publik di media sosial yang ingin Pemilu diundur menjadi tahun 2027 hanya sebesar 10 persen.
Sedangkan, publik di media sosial yang menyatakan tidak tahu/ tidak menjawab sebesar 5 persen.
Sedangkan, survei SMRC juga mendapati bahwa ada 70 persen publik yang tidak menggunakan media sosial ingi pemilu tetap dilaksanakan pada 2024, mendatang.
Baca juga: Survei SMRC: Sebanyak 78,9 Persen Publik Menolak Penundaan Pemilu 2024
Lalu, hanya 15 persen publik yang tidak menggunakan media sosial ingin pemilu diundur pada 2027. Ada 14 persen publik tidak menjawab/ tidak tahu.
"Yang pengguna medsos memiliki sikap seperti itu, yang tidak menggunakan medsos kurang lebih sama," ucap Deni.
"Sama-sama menolak gagasan penundana pemilu," jelasnya.
Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim pihaknya memiliki big data yang berisi aspirasi publik di media sosial untuk Pemilu 2024.
Big data tersebut, diklaim Luhut, merekam 110 juta suara warganet yang menginginkan pelaksanaan Pemilu ditunda.
Sebagai informasi, Survei ini dilakukan pada 1220 responden yang dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling terhadap keseluruhan populasi atau warga negara Indonesia.
Pengambilan sampel dilakukan melalui wawancara tatap muka dilakukan pada 13 - 20 Maret 2022.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84 persen.
Margin of error survei ini dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.