Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Big Data Luhut Terbantahkan, Survei SMRC: 85 Persen Pengguna Medsos Ingin Pemilu Tetap 2024

Dari survei yang dilakukan pada Maret 2022, hasilnya menunjukkan lebih dari 85 persen publik di media sosial tetap ingin Pemilu dilaksanakan pada 14

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Big Data Luhut Terbantahkan, Survei SMRC: 85 Persen Pengguna Medsos Ingin Pemilu Tetap 2024
Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima sejumlah pimpinan Bank Dunia di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (16/2/2022). Pimpinan Bank Dunia tersebut adalah Axel Van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations, Manuela V Ferro selaku Vice President East Asia and Pasific Region, serta Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia. Turut mendampingi selain Luhut yakni Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung. Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei terkait klaim Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal big data 110 juta aspirasi publik di media sosial yang mendukung penundaan pemilu 2024.

Dari survei yang dilakukan pada Maret 2022, hasilnya menunjukkan lebih dari 85 persen publik di media sosial tetap ingin Pemilu dilaksanakan pada 14 Februari 2024.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani pun menyebut, klaim yang disampaikan Luhut Binsar itu pun terbantahkan dari hasil survei yang dimilikinya.

Hal itu disampaikan Deni saat rilis survei yang disiarkan kanal Youtube SMRC TV, pada Jumat (1/4/2022).

"Kita punya bukti disini, 85 persen dari pengguna media sosial justru ingin pemilu tetap diadakan pada 2024 dengan alasan Covid-19," kata Deni.

Sementara, hasil survei menunjukan bahwa publik di media sosial yang ingin Pemilu diundur menjadi tahun 2027 hanya sebesar 10 persen. 

Sedangkan, publik di media sosial yang menyatakan tidak tahu/ tidak menjawab sebesar 5 persen.

Berita Rekomendasi

Sedangkan, survei SMRC juga mendapati bahwa ada 70 persen publik yang tidak menggunakan media sosial ingi pemilu tetap dilaksanakan pada 2024, mendatang.

Baca juga: Survei SMRC: Sebanyak 78,9 Persen Publik Menolak Penundaan Pemilu 2024

Lalu, hanya 15 persen publik yang tidak menggunakan media sosial ingin pemilu diundur pada 2027. Ada 14 persen publik tidak menjawab/ tidak tahu.

"Yang pengguna medsos memiliki sikap seperti itu, yang tidak menggunakan medsos kurang lebih sama," ucap Deni.

"Sama-sama menolak gagasan penundana pemilu," jelasnya.

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim pihaknya memiliki big data yang berisi aspirasi publik di media sosial untuk Pemilu 2024. 


Big data tersebut, diklaim Luhut, merekam 110 juta suara warganet yang menginginkan pelaksanaan Pemilu ditunda.

Sebagai informasi, Survei ini dilakukan pada 1220 responden yang dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling terhadap keseluruhan populasi atau warga negara Indonesia.

Pengambilan sampel dilakukan melalui wawancara tatap muka dilakukan pada 13 - 20 Maret 2022.

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84 persen. 

Margin of error survei ini dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas