Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menko PMK Dukung Reog Diusulkan ke UNESCO: Malaysia Rencananya Mau Ajukan Juga

Menko PMK Muhadjir Effendy mendukung mendukung kesenian Reog Ponorogo menjadi budaya tak benda yang terdaftar di UNESCO.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Menko PMK Dukung Reog Diusulkan ke UNESCO: Malaysia Rencananya Mau Ajukan Juga
Istimewa
Ilustrasi Pertunjukan Reog Ponorogo. Dalam artikel mengulas tentang kesenian Reog Ponorogo menjadi budaya tak benda yang didukung untuk diusulkan ke UNESCO. 

Reog Ponorogo merupakan seni pertunjukan tradisional rakyat Ponorogo yang terdapat unsur-unsur penari warok, jatil, bujangganong, kelanasewandana, dan barongan.

Tarian tersebut, diiringi seperangkat instrumen pengiring Reog khas ponoragan, terdiri dari kendangi, kempul (gong), kethuk- kenong, slompret, tipung, dan angklung.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mendukung penuh dan mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendukung Reog Ponorogo menjadi budaya tak benda di UNESCO.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mendukung penuh dan mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendukung Reog Ponorogo menjadi budaya tak benda di UNESCO. (Istimewa)

Harapan Bupati Ponorogo

Dikutip dari TribunJatim.com, Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah menyerahkan usulan berkas nominasi Reog Ponorogo sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) yang terdapat di UNESCO.

Berkas tersebut, diserahkan kepada direktorat perlindungan kebudayaan direktorat jenderal kebudayaan Kementerian Pendidikan kebudayaan dan teknologi pada hari Senin (14/3/2022).

"Ada sejumlah dokumen persyaratan yang kami sampaikan mencakup dossier isian ICH-01, 10 foto, dan video dokumenter dengan durasi 10 menit," kata Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, beberapa waktu lalu.

Sugiri mengatakan, tercatatnya Reog sebagai warisan budaya takbenda di UNESCO merupakan angin segar bagi kesenian yang identik dengan dadak merak ini.

Berita Rekomendasi

Salah satunya, menjaga agar Reog Ponorogo tak punah termakan zaman.

Apalagi dalam masa Pandemi Covid-19 ini banyak pengetatan aktivitas sosial masyarakat sehingga pertunjukan Reog pun ikut dibatasi.

"Kita lakukan penelitian di tengah Pandemi yang berkepanjangan ini, dari situ kami gelisah bahwa Reog bisa punah karena Pandemi Covid-19 ini tidak tahu kapan berakhirnya," lanjutnya.

Baca juga: Para Ahli Gizi Dukung Tempe Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia

Selain itu, ketika sudah tercatat di UNESCO, maka Reog tidak akan diklaim oleh negara manapun, walaupun Reog bisa tampil di manapun.

"Kita dorong Reog bisa tampil di Jepang, Amerika, Korea dan negara lainnya tapi tetap Reog itu milik Ponorogo," jelas Sugiri.

Sugiri menambahkan, Reog merupakan budaya Adiluhung yang sangat unik karena bisa memadukan seni topeng, tari, beladiri, dan musik.

"Bicara musik saja reog bisa menyatukan laras pelog dan slendro dalam harmonisasi seni reog. Ini (mendaftarkan Reog ke Unesco) adalah cara membalas Budi pada leluhur kita yaitu mengakui karyanya dan menjunjung setinggi-tingginya agar kita menjadi bangsa yang beradab," ucapnya.

Untuk itu, ia meminta semua pihak termasuk masyarakat Kabupaten Ponorogo mendukung agar Reog Ponorogo bisa diusulkan pemerintah pusat untuk tercatat sebagai warisan budaya takbenda di UNESCO.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti)

Simak berita lainnya terkait Reog Ponorogo

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas