Sejarah May Day, Hari Buruh yang Muncul dari Demonstrasi Besar di Era Revolusi Industri 1.0
Sejarah May Day, Hari Buruh yang muncul dari demonstrasi besar di era Revolusi Industri 1.0 di AS. Ribuan buruh turun ke jalan untuk menuntut hak.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
Hari itu menjadi hari libur penting di Uni Soviet dan di negara-negara blok Timur, dengan parade terkenal, termasuk di Lapangan Merah Moskow yang dipimpin oleh pejabat tinggi pemerintah dan Partai Komunis, merayakan pekerja dan memamerkan kekuatan militer Soviet.
Di Jerman Hari Buruh menjadi hari libur resmi pada tahun 1933, setelah kebangkitan Partai Nazi.
Ironisnya, Jerman menghapus serikat pekerja bebas sehari setelah menetapkan hari libur, dan hampir menghancurkan gerakan buruh Jerman.
Dengan pecahnya Uni Soviet dan jatuhnya pemerintahan komunis di Eropa timur pada akhir abad ke-20, perayaan May Day skala besar di wilayah tersebut menjadi tidak penting.
Namun, banyak negara di seluruh dunia telah mengakui May Day sebagai hari libur umum, dan terus dirayakan dengan berbagai cara, misalnya menjadi ajang demonstrasi dan ekspresi untuk mendukung kesejahteraan para pekerja.
Hari Buruh setelah May Day Abad ke-19
Hari Buruh atau May Day adalah hari libur resmi di 66 negara dan dirayakan secara tidak resmi di banyak negara lainnya.
Namun ironisnya, hari buruh jarang diakui di negara asalnya, Amerika Serikat.
Setelah Pemogokan Pullman 1894, Presiden Grover Cleveland secara resmi memindahkan perayaan Hari Buruh AS ke Senin pertama di bulan September.
Kebijakan ini dengan sengaja memutuskan hubungan dengan perayaan pekerja internasional karena khawatir hal itu akan membangun dukungan untuk komunisme dan penyebab radikal lainnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Hari Buruh
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.