Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rocky Gerung Sebut Kepemimpinan Airlangga akan 'Digoyang', Golkar Mau Diambil Alih

Rocky menduga ada upaya 'menggoyang' Airlangga Hartarto dari kepemimpinan sebagai ketua umum Golkar.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Rocky Gerung Sebut Kepemimpinan Airlangga akan 'Digoyang', Golkar Mau Diambil Alih
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Rocky Gerung 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Rocky Gerung membuat pernyataan mengejutkan.

Dia menduga ada upaya 'menggoyang' Airlangga Hartarto dari kepemimpinan sebagai ketua umum Golkar.

Dungkapkan Rocky Gerung, upaya tersebut merupakan bentuk persekongkolan antara mereka yang membenci Airlangga Hartarto.




Hal itu dikarenakan adanya persaingan politik 2024, yang sekaligus dugaan ingin mengambil alih Partai Golkar.

Kata Rocky, mereka yang ingin mengambil alih Golkar ingin mengambil kesempatan membujuk presiden untuk tak ragu melakukan pembelahan di Golkar.

"Kira-kira begitu yang akan terjadi. Bisa kita bayangkan, akan terjadi pembelahan di Golkar, itu rumus yang sudah biasa lah," ujar Rocky Gerung di kanal YouTube Rocky Gerung Official yang diunggah, Rabu (11/5/2022) seperti dilansir dari WartaKota.com.

Baca juga: Bantah Ada Perpecahan, Muhidin: Golkar Solid Menangkan Airlangga Hartarto di Pemilu 2024

Diakui Rocky Gerung, Airlangga Hartarto jadi sasaran karena beberapa alasan.

BERITA TERKAIT

Seperti wacana tiga periode atau perpanjangan masa jabatan, dan kebijakan tentang larangan ekspor CPO.

"Sebetulnya ide tiga periode itu kan, Airlangga hanya mengucapkan ulang. Membaca kira-kira keinginan Presiden Jokowi,"

"Lalu dia ucapkan tiga periode itu, yang ternyata berbalik. Lalu dia terpaksa disalahkan," ujar Rocky Gerung.

"Demikian juga soal CPO, Airlangga sebenarnya kasih solusi rasional. Tetapi orang-orang di sekitar presiden, yang juga berupaya mencari muka, yang menghajar Airlangga," tambahnya.

Di internal Partai Golkar sendiri, alasan yang digunakan untuk menggoyang Airlangga adalah elektabilitas Airlangga sebagai capres yang rendah.

"Nanti belakangan akan disebutkan bahwa Airlangga itu memang pantas digusur karena big data mengatakan, Airlangga tidak pantas jadi presiden."

"Jadi kesimpulan itu akan dibuat untuk memback up keputusan. Ya, hal yang normal aja," ungkapnya Rocky.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas