Soni Sumarsono Bongkar Rahasia Tampung Aspirasi Masyarakat Selama 3 Kali Jadi Penjabat Sementara
Punya pengalaman sebagai penjabat daerah di Sulut, DKI hingga Sulsel, Soni memiliki cara tersendiri dalam menampung aspirasi masyarakat saat menjabat.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
Lebih lanjut, Soni juga menyadari bahwa sebagai penjabat kepala daerah tak bisa membuat kebijakan yang bisa mengakomodir semua pihak.
Namun, menurutnya, banyak cara dalam menerima aspirasi dan mengeluarkan kebijakan yang bisa berdampak langsung ke masyarakat.
Apalagi, kebijakan itu dilakukan dengan pendekatan kebudayaan.
Ia mencontohkan bagaimana saat menjadi PJ Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 lalu, mengeluarkan keputusan gubernur soal pelestarian kebudayaan betawi.
Dimana, disemua unsur pemerintahan di DKI Jakarta harus ada unsur budaya berupa ondel-ondel.
Sehingga, setelah tak menjadi Pj Gubernur, pelestarian budaya Betawi lewat ondel-ondel masih dijalankan di pemerintahan Anies Baswedan.
Baca juga: Kanit Intelkam Polsek Mawasangka Tengah Sultra Ditikam Badik oleh Orang Mabuk
Baca juga: Pedagang Coto dan Anaknya Diserang Pria Bersenjata Parang di Pasar Lawata Kendari
"Ya caranya gampang, semua legecy itu menjadi sangat penting, bersejarah, berkesinambungan kalau ada legitimasi. Karena syarat di sebuah legecy itu adalah prestasi, ada pengakuan dan kemudian memori histori. Untuk semuanya ini harus berkesinambungan tidak dipatahkan atau groundit oleh gubernur setelahnya, maka dilegecy," kata Soni.
"Contoh kongkrit, di DKI jakarta, ketika kita mendorong kemudian budaya Betawi maju dan berkembang yang selama ini agak terpinggirkan, kita bikin Perda dan Pergub saya teken lima keputusan gubernur mengenai pelestarian budaya Betawi dalam konsep pemerintahan di DKI," jelasnya. (tribun network/yuda).